![]() Sepanjang tahun dari 2013 sampai 2025 pemerintah merencanakan untuk mengalokasikan sekurang-kurangnya 46 juta ton LNG. Demikian menurut Edy Hermantoro, Dirjen Migas Kementerian ESDM seperti yang saya baca di platts.com. Pemerintah telah mengalokasikan 27 LNG cargo pertahun ke FSRU West Java milik Pertamina dan PGN tahun 2013 - 2025. ![]() Arun LNG saat ini sedang dikonversi menjadi terminal penerima dan regasifikasi LNG berkapasitas 400 MMScfd gas. Arun LNG diharapkan akan menerima delapan LNG cargo tahun 2015 dan 16 LNG cargo pertahun sepanjang tahun 2016 - 2025. Sementara itu proyek FSRU PGN di Lampung akan menerima 10 LNG cargo pertahun pada 2015 - 2025 atau 3 juta ton pertahun. Satu LNG cargo biasanya berisi 125.000 m3 atau 57.500 ton LNG. Meskipun demikian, hal itu masih tergantung kapan FSRU mulai beroperasi dan juga harga yang mampu dibayar oleh pembeli dalam negri. Pemerintah hanya memberikan prioritas terhadap kebutuhan dalam negri, tetapi tentu saja nilai ekonomis proyek juga harus terpenuhi. Pejabat SKK Migas mengatakan bahwa kontrak ekspor LNG yang ada tidak akan terganggu. Pemerintah tetap menghormati kontrak yang ada. Namun kedepan, Pemerintah harus memenuhi kebutuhan dalam negri yang artinya kita tidak akan bisa mengekspor gas/ LNG semuanya seperti sebelumnya. Disamping itu Pertamina, menurut Direktur Proyek LNG Daniel Purba, akan membangun delapan terminal penerima LNG mini. Terminal pertama sedang direkayasa untuk dibangun di Bali dengan kapasitas 30 MMScfd yang diperkirakan akan mulai beroperasi tahun 2014 dan mendapatkan pasokan dari blok Mahakam. Blok Mahakam terletak di lepas pantai Kaltim, memasok gas untuk LNG Badak di Bontang Kalimantan Timur dan dioperasikan oleh Total dan Inpex. Kebutuhan energi Indonesia diperkirakan dari sekitar 3 juta barel setara minyak saat ini akan melonjak menjadi 8.5 juta barel setara minyak tahun 2025. Pemerintah berusaha mengurangi ketergantungan terhadap minyak dari 49.7% tahun 2010 menjadi hanya 20% tahun 2025. Indonesia pernah jaya sebagai pemasok LNG top di dunia. Namun empat tahun terakhir Indonesia harus berjuang untuk menyeimbangkan antara alokasi gas untuk ekspor dan dalam negri. Meskipun Indonesia ingin menggunakan gas untuk kebutuhan dalam negri sebanyak mungkin, namun kenyataannya Indonesia membutuhkan pendapatan dari hasil ekspor LNG. Meskipun Pemerintah sudah menaikkan harga gas dalam negri tetapi masih sangat jauh dari harga internasional. Catatan:
FSRU = Floating Storage and Regasification Unit Helfia Nil Chalis. Helfia Store. Helfia Network.
0 Comments
Leave a Reply. |
OUR BLOG
Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini untuk mencari artikel. Categories
All
AuthorHelfia Nil Chalis:
Archives
April 2024
|