Akhir-akhir ini bertebaran isu negatif tentang HAMAS (Gerakan Perlawanan Islam Palestina) di berbagai media mainstream nasional, internasional dan juga di media sosial (FB, Twitter, Instagram, Tiktok dll).
Isu yang disebar bermacam-macam, mìsalnya HAMAS dituduh teroris, Pemimpin HAMAS menjual konflik Palestina untuk kepentingan pribadi, serta HAMAS menggunakan bantuan internasional untuk memperkaya diri sendiri. Muara isu tersebut mudah ditebak yaitu menggiring opini publik nasional dan internasional bahwa HAMAS tidak serius berjuang membela rakyat Palestina. Di sisi lain kampanye tersebut juga menyelipkan pesan bahwa Israel berhak menyerang Palestina/HAMAS untuk mempertahankan diri. Kampanye negatif ini dilakukan secara sistematis, massif, terstruktur dan terencana dengan dukungan logistik yang tidak terbatas. Strategi penguasaan, penggiringan dan mobilisasi opini di media mainstream serta kontrol sosial media dalam perang Palestina-Israel bertujuan untuk memenangkan hati dan pikiran publik internasional atau lazim dikenal dengan "Psychologycal Operations (PsyOps)." Apabila hati dan pikiran masyarakat sudah dimenangkan, maka tidak akan mendapat kesulitan di daerah operasi tempur. Strategi yang mengacu pada teori Sun Tzu inilah yang dilakukan Israel saat ini. Jika Israel berhasil dalam perang opini (Psychologycal Operations) maka Palestina/HAMAS dipastikan akan kehilangan dukungan politik serta logistik dari simpatisan internasional, situasi ini seperti ikan yang terpisah dari airnya. Penggiringan opini negatif tersebut juga didesain untuk melumpuhkan dan mengisolasi HAMAS dalam gerakan perjuangan kemerdekaan Palestina, sekaligus memutus mata rantai dukungan nasional dan internasional terhadap perjuangan Palestina. Jika mau jujur, saat ini kekuatan riil yang punya keberanian, ideologi, moral, serta kekuatan senjata dan logistik melawan Israel hanya HAMAS, kekuatan lainnya termoderasi bahkan ada yang terbeli. Untuk itu, kepada kaum pro demokrasi baik di Indonesia maupun di belahan dunia lainnya khususnya di Palestina, jangan ke kanak-kanakan dengan memusuhi dan mengisolasi HAMAS, apalagi ikut terseret dalam arus opini negatif yang dibangun Israel. Israel berharap HAMAS menjadi musuh bersama sehingga hanya faksi moderat dan antek-anteknya yang mewakili Palestina dalam setiap perundingan maupun diplomasi agar bisa disetir dan didikte sesuai kepentingan politik-ekonomi Israel. Jika gerakan pro demokrasi di dunia khususnya di Indonesia ikut menyebarkan apalagi mendukung opini yang dibangun Israel, maka sama saja menyerahkan jutaan nyawa rakyat Palestina di moncong senapan Israel serta menyerahkan mekanisme Demokrasi ke tangan Rezim Zionis anti Demokrasi. Wassalam. Muhammad Ikhyar Velayati (Koordinator Forum Aktifis 98)
0 Comments
Leave a Reply. |
OUR BLOG
Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini untuk mencari artikel. Categories
All
AuthorHelfia Nil Chalis:
Archives
April 2024
|