Assalamualaikum. Wr. Wb.
Kepada yang terhormat, saudara-saudaraku se-bangsa dan se-tanah air dari Sabang hingga Merauke. Dalam Hadits Nabi saw dijelaskan bahwa setiap manusia pasti memiliki kesalahan dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah bertaubat. Bertaubat artinya tidak mengulangi perbuatan yang salah yang pernah dilakukan. Sebagai seorang Pemimpin seperti Presiden, setiap kesalahan yang dilakukan memiliki dampak negatif yang sangat besar. Lain halnya jika seorang rakyat biasa, jika melakukan kesalahan, dampaknya sangat kecil. Oleh karena itu, jika seorang Presiden melakukan kesalahan, maka, insyaa Allah akan dilipatgandakan dosa-dosanya, termasuk terhadap Para Pendukung dari kalangan anggota dewan dari partai pendukung Presiden Jokowi dan dari kalangan Pejabat negara yang ada di bawahnya seperti, Menteri Kabinet, Penasehat, Polisi, Brimob, Densus 88, TNI, para penegak hukum, Ormas Islam dan Non Islam, Buzzer dan Influencer serta Rakyat dan Relawan yang biasa memberikan support (dukungan) atas kepemimpinannya. Oleh karena itu, kami sebagai rakyat jelata ingin mengingatkan kepada saudara-saudaraku untuk tidak mendukung secara membabi buta terhadap Pemimpin Dzalim yang telah menyengsarakan Rakyatnya. Sebaliknya, orang-orang yang mau memberikan peringatan dan melawan kemungkaran, maka mereka akan mendapatkan reward dan pahala dari Allah swt di dunia dan di akhirat. Tapi, syaratnya harus ikhlas dan karena Allah swt. Tentu, hal ini sesuai dengan tuntunan Al-Qur'an dan Sunnah/Hadits Nabi saw. Menurut catatan para ulama, para kyai, para ustadz, pengamat politik, para pejabat yang jujur dan masyatakat Indonesia dari Sabang hingga Merauke bahwa di antara kesalahan Presiden Joko Widodo atau Rezim Jokowi yang paling utama dan terbesar sepanjang sejarah Indonesia adalah sebagai berikut : Pertama, melakukan kecurangan secara sistimatis, terencana, terprogram dan massive dalam Pemilu atau Pilpres. Kecurangan ini dilakukan melalui lembaga Komisi Pemilihan Umum (KPU). Kedua, tewasnya 700 an Anggota KPPS di berbagai wilayah Indonesia dan hingga saat ini belum dan tidak dilakukan proses hukum secara manusiawi. Jokowi sebagai seorang kepala Negara seharusnya ber-inisiatif melakukan penyelidikan dan penyidikan. Sebab, kalau tidak, maka seorang Presiden Jokowi harus menanggung beban, kesalahan dan dosa-dosanya. Ketiga, Presiden Jokowi telah mengangkat Para Pembantunya seperti Para Menteri terkesan asal-asalan dan mereka tidak memiliki kemampuan yang memadai sebagai seorang Pejabat. Akhirnya, para Menterinya banyak melakukan kesalahan dan menjadi bahan cemoohan dan ejekan masyarakat Indonesia. Keempat, bekerja sama dengan Negeri Komunis Cina dalam berbagai hal, khususnya dalam masalah Ekonomi. Contohnya, membangun infrastruktur dengan cara meng-hutang, menjual BUMN dan Aset-Aset Negara yang strategis dan lainnya. Seharusnya, Presiden Jokowi belajar dari Negara lain seperti, Turkistan Timur (Uighur), Tibet, Zimbabwe, Angola dan Negara-Negara Afrika lainnya. Kelima, mendatangkan Tenaga Kerja Asing (TKA) asal Cina. Para TKA yang datang ke Indonesia ini bukan tenaga profesional, akan tetapi tenaga kerja biasa dan kasar. Apa yang mereka kerjakan, bisa dikerjakan oleh Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Sebagai akibatmya, maka banyak TKI yang nganggur. Ada isu yang cukup dipercaya dari Anggota TNI dan patut diduga bahwa TKA asing asal Cina yang datang ke Indonesia adalah Tentara Merah. Hal ini pernah dilakukan oleh Negeri Komunis Cina terhadap Negeri Tibet yang saat ini menjadi Provinsi Negeri Komunis Cina yang ke 50. Saat ini, masyarakat Tibet Asli hidup dalam penderitaan dan kemiskinan. Sebab, seluruh kekayaan dan pendapatan diangkut ke Beijing dan Masyarakat Asli hanya menjadi Penonton. Jika Indonesia dikuasai Negeri Komunis Cina, maka yang akan terjadi adalah Rakyat dan Bangsa Indonesia seperti warga Uighur dan Tibet. Mereka akan disiksa, dipenjarakan, dibunuh dan kalaupun mereka masih hidup akan seperti warga Tibet, hidup dalam penderitaan dan kemiskinan. Oleh karena itu, masyatakat dan Bangsa Indonesia harus sadar akan kesalahan Pemimpin dan harus bersatu padu dalam menyelamatkan Pancasila, UUD 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu, masyatakat dan Bangsa Indonesia harus sadar akan kesalahan Pemimpin dan harus bersatu padu dalam menyelamatkan Pancasila, UUD 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Keenam, tidak adil dalam menerapkan hukum dan masih tebang pilih. Hampir seluruh mata Bangsa Indonesia dari Sabang hingga Merauke telah melihat dan menyaksikan, seorang HRS ditangkap dan dipenjarakan gara-gara adanya kerumunan masa. Sementara itu, Presiden Jokowi, kroni-kroninya dan keluarganya sering membuat kerumunan, tetapi tidak diproses hukum dengan baik dan benar bahkan terkesan dibiarkan dan bebas berbuat apa saja. Tentu, ini sebuah kedzoliman. Ketujuh, masalah jebakan hutang Negeri Komunis Cina terhadap Indonesia. Selama kepemimpinan Rezim Jokowi, hutang Indonesia terhadap Cina semakin melonjak tinggi. Menurut informasi, hutangnya sudah mencapai ribuan trilyun. Tentu, ini sangat membahayakan bagi keutuhan NKRI ke depan. Sebab, jika jatuh tempo dan tidak bisa melunasi hutang-hutangnya, maka Negeri Komunis Cina akan meminta ganti rugi dengan menyita tanah atau pulau di Indonesia seperti, Kalimantan dan pulau lainnya sebagai gantinya. Ini merupakan program jebakan Cina melalui program pemberian hutang kepada Negara lainnya. Dalam hal ini sudah banyak negara yang menjadi korbannya. Kedelapan, mempolitisir dan mengkomersilkan Pandemik Covid 19. Mungkin hanya di Indonesia berita Pandemi Covid 19 diblow up secara besar-besaran. Padahal menurut Mantan Mentri Kesehatan Ibu Siti Fadhilah Supari dan para ahli kesehatan dari belahan dunia lainnya, Covid 19 dan Covid-Covid lainnya merupakan penyakit biasa saja. Kesembilan, Rezim Jokowi telah mengubah Road Map Pendidikan Nasional dengan menghilangkan Pendidikan Agama di Sekolah-Sekolah. Mengapa Rezim ini berniat menghilangkan Pendidikan Agama dari Pendidikan Nasional ? Padahal kita mengetahui bahwa mayoritas Penduduk Indonesia adalah muslim. Menurut Ustadz Andri Kurniawan, Organisasi Islam terbesar, NU dan Muhamadiyah pernah menanyakan kepada Mendikbud, Nadiem Makarim, Mengapa Pendidikan Agama akan dihilangkan dari Pendidikan Nasional? Ternyata, pertanyaan tersebut tidak dijawab. Bisa jadi Indonesia akan dijadikan Negeri Komunis, katanya. Na'dzubillah min dzalik. Kesepuluh, Rezim Jokowi tidak serius dan terkesan basa basi dalam memberantas korupsi. Sudah banyak bukti diturunkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), akan tetapi lembaga ini dilemahkan dengan mengganti para Pimpinan dan Karyawannya yang memiliki loyalitas dan integritas yang tinggi terhadap Bangsa dan Negara. Sebagai akibatnya, maka KPK seperti mandul dan tidak banyak berbuat apa-apa. Bisa jadi, saat ini para koruptor tersebut bersarang dan bersemayam di partai besar yang pernah mendukungnya menjadi Presiden. Partai tersebut, menurut para pengamat politik bernama, PDIP. Kesebelas, Memelihara dan Membayar Para Buzzer dan Influencer. Banyak kesalahan dan kezaliman yang dilakukan oleh Rezim Jokowi terhadap Rakyatnya. Akan tetapi, berbagai bentuk kesalahan dan kedzaliman ditutup-tutupi oleh para Buzzer dan Influencer Bayaran. Menurut Majalah TEMPO, Rezim Jokowi telah mengeluarkan dana sebesar Rp 900 milyard dan menurut catatan Indonesian Corruption Watch (ICW) mencapai Rp. 1.29 Trilyun. Sungguh, ini sangat fantastis. Sebab, penyebar berita kebohongan mendapatkan bayaran. Sementara itu, kejujuran dan kebenaran dianggap musuh. Demikianlah catatan dari kami sebagai bentuk peringatan bagi Bangsa Indonesia. Semoga bermanfaat. Assalamualaikum. Wr. Wb. Jakarta, Desember 2021. Muhammad Hisyam Asyiqin, Alumni Pondok Pesantren, Mantan Ketua BEM Universitas Islam Attahiriyah (UNIAT) jakarta, Mantan Aktifis PMII dan Mantan Aktifis Remaja Pemuda Masjid. Semoga Allah swt menyelamatkan Bangsa Indonesia, terutama Generasi Muda Indonesia, Anak Cucu kita, Saudara-saudara kita, sanak famili kita dan menjaga keutuhan NKRI dari rongrongan para Penghianat Bangsa. Mudah-mudah Presiden Jokowi menyadari kesalahan-kesalahan terbesarnya, segera bertaubat dan mengundurkan diri dengan segera. NKRI NEWS Selamatkan Bangsa Indonesia
0 Comments
Leave a Reply. |
OUR BLOG
Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini untuk mencari artikel. Categories
All
AuthorHelfia Nil Chalis:
Archives
April 2024
|