Berbicara tentang Kota Bontang, tentu tidak bisa terlepas dari dua perusahaan besar yang telah beroperasi di sana dan berperan penting dalam perkembangan Kota Bontang sampai seperti seperti sekarang. Kedua perusahaan itu adalah PT Badak NGL (sebuah perusahaan penghasil gas alam cair atau LNG) dan PT Pupuk Kalimantan Timur (perusahaan penghasil pupuk Urea dan Amonia). Kedua perusahaan ini keberlangsungannya sangat bergantung pada pasokan gas alam dari Lapangan Muara Badak, Mutiara Handil, Peciko, dan Tanjung Santan yang terletak sekitar 60 km dari Bontang ke arah Samarinda. Oleh karena itu berkurangnya pasokan gas alam dari lapangan gas ini sejak tahun 2001 sangat besar pengaruhnya terhadap eksistensi PT Badak NGL maupun PT Pupuk Kaltim yang pada akhirnya juga bisa berpengaruh terhadap ekonomi Kota Bontang. Entah karena dasar itu atau murni alasan ekonomis, PT Pertamina (Persero) kini sedang mempersiapkan lelang untuk pembangunan kilang minyak baru di Kota Bontang. Informasi yang kami peroleh bahwa nilai investasinya diperkirakan mencapai US $ 9 miliar. Apapun alasannya tentu ini adalah berita menggembirakan bagi masyarakat Bontang, Kalimantan Timur. Bagaimanakah kebenaran berita ini? Sumber dari Jakarta Post mengutip pernyataan Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang: "Dokumen-dokumen itu sedang disiapkan. Nilai proyek tergantung investor. Saya pikir kisarannya antara US $ 8 miliar sampai US $ 9 miliar. Pertamina akan menjadi off-taker dari produk, tapi tentu saja harganya harus lebih rendah dari impor". Kilang minyak ini direncanakan akan memproduksi sekitar 300.000 barel per hari. Hasilnya dianggap sebagai yang terbaik dengan kadar Research Octane Number (RON) 92 and Euro IV tipe diesel. Kilang inilah nantinya yang akan menyokong produksi minyak di Tanah Air. Enam kilang yang dimiliki Pertamina saat in sudah berusia puluhan tahun sehingga sudah sangat menurun tingkat efisiensinya. Diantaranya ada di Cilacap (Jawa Tengah), Balongan (Jawa Barat), Balikpapan (Kaltim), Dumai (Riau), Plaju (Sumatera Selatan), serta Kasim (Papua Barat). Meski memiliki kapasitas total lebih dari 1 juta barel per hari pada kenyataannya berproduksi jauh di bawah kapasitasnya. Kilang terbaru milik Pertamina sendiri adalah kilang di Balongan yang diresmikan pada 1994 atau lebih 20 tahun yll. Selain itu, kilang-kilang milik Pertamina ini juga hanya mampu menghasilkan produk dengan spesifikasi rendah seperti RON 88 bensin and Euro II dengan bahan bakar jenis solar. Saat ini, Pertamina juga berupaya melakukan upgrade di lima kilang dari enam kilang yang dimiliki untuk meningkatkan total kapasitas menjadi 1,68 juta barel per hari dari kapasitas saat ini yakni 820.000 barel per hari. Setelah diupgrade, kilang-kilang itu diprediksi mampu mengolah minyak mentah yang lebih baik minimal RON 92 bensin dan bahan bakar Euro IV tipe diesel. Pertamina bermitra dengan investor perusahaan asing untuk melakukan upgrade ini dengan total investasi US $ 25 miliar. Menurut Dirut Pertamina Dwi Soetjipto diharapkan upgrade selesai pada 2019. www.HelfiaStore.com www.HelfiaNet.com
0 Comments
Leave a Reply. |
OUR BLOG
Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini untuk mencari artikel. Categories
All
AuthorHelfia Nil Chalis:
Archives
April 2024
|