Kisah berikut ini merupakan lanjutan dari kisah Budi Prasetyo yang meniti karir dan ikut membesarkan Indosat (lihat posting terdahulu). Menikah di Medan Tahun 1986, sejalan dengan mulai selesainya pembangunan SKKL SEA-ME-WE, saya ditugaskan ke Medan untuk menjalankan operasional jaringan transmisi Indosat di Medan. Tahun 1986 akhir, saya menikah dengan istri saya yang kebetulan tinggal di Medan, karena orang tuanya bekerja disana. Saat itu istri saya sedang menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Kedokteran USU, dan lucunya ternyata ayahnya dulu adalah teman kuliah Bapak dan Ibu saya di Fakultas Kedokteran UI. Bulan September 1987, saya mendapat kado ulang tahun yang sangat istimewa dari istri saya, yaitu anak pertama saya lahir bertepatan dengan hari ulang tahun saya. Selama bertugas pada bagian operasi transmisi di Medan, karena tingkat kesibukan yang lebih rendah dibandingkan dengan ketika masih bertugas bagian perencanaan dan pembangunan, saya mulai mencoba mempelajari ilmu agama Islam dengan lebih mendalam. Ternyata hal ini di masa mendatang menjadi salah satu penyeimbang jiwa, ketika harus menghadapi banyak tekanan kerja, yang semata-mata bukan lagi karena beban kerja tetapi juga beban intrik politik. Kembali ternyata hidup itu harus mengalir seperti air. Mewakili Indonesia di Intelsat dan akhirnya menjadi General Manager termuda di Indosat Tugas saya di Medan, selesai pada bulan Mei 1988, karena adanya fitnah yang mengatakan saya tidak loyal kepada pimpinan di Jakarta dan ingin menjadi raja di Medan. Saya ditarik ke Jakarta dan ditugaskan menjadi manajer Hubungan Kerjasama Organisasi Internasional (KSOI), yang tugas utamanya menjadi staf pribadi Dirut Indosat, pak Jonathan Parapak. Beliau saat itu menjabat sebagai Gubernur Intelsat yang mewakili negara ASEAN. Saya terima dengan lapang hati dan sungguh-sungguh penugasan baru saya tersebut, apalagi kemudian yang mendakwa saya tersebut tidak lagi bertugas di Indosat. Kepindahan saya ke Jakarta tidak diikuti oleh istri, karena masih harus menyelesaikan kuliah dan wajib kerja sarjana di Medan. Tugas saya di bagian KSOI menyebabkan waktu saya setiap tahunnya dihabiskan 6 bulan di Washington DC, mengikuti rapat-rapat Intelsat. Pengalaman sebagai duta internasional dibidang perencanaan satelit memberikan banyak pengayaan pengalaman bagi saya, bagaimana berdiplomasi dan memahami kebutuhan pihak lain. Pengalaman yang terpenting adalah bagaimana melihat kerangka hubungan kerja antar negara dibidang pembangunan dan perencanaan infrastruktur telekomunikasi internasional, karena pada waktu itu Indonesia mewakili seluruh negara-negara ASEAN. Alhamdulillah masih terdapat waktu luang bagi saya untuk bersekolah di program MBA IPMI dan dapat meraih penghargaan sebagai peserta terbaik untuk mata kuliah Organizational dan Behaviour. Masih dalam perioda belajar di program MBA IPMI inilah, Indosat memberikan promosi kepada saya untuk menjadi General Manager Penelitian dan Pengembangan yang bertanggung jawab terhadap pengembangan jasa-jasa Indosat di masa depan. Promosi ini sekaligus menjadikan saya General Manager termuda di PT Indosat pada saat itu. Mempersiapkan Indosat untuk menjual sahamnya di bursa internasional Reorganisasi di Indosat membuat Divisi Penelitian dan Pengembangan digabungkan dengan Divisi Perencanaan, sehingga tanggung jawab kali ini menjadi lebih luas lagi. Pada tahun 1994 Indosat memperoleh tugas dari Pemerintah Indonesia untuk menjadi kelinci percobaan guna menjajagi bursa saham internasional. Hal ini dilakukan pemerintah Indonesia sebagai salah satu alternatif untuk pencarian dana bagi pembangunan nasional melalui bursa saham internasional dan nasional. Indosat membentuk satu divisi baru yang bertugas untuk mempersiapkan Indosat menjadi perusahaan publik. Kegiatan ini dimulai pada bulan Pebruari 1994 dan harus selesai pada tahun itu juga. Dalam perjalanan waktu, ternyata kompleksitas dari rencana Indosat menjadi perusahaan publik sangatlah tinggi. Akhirnya manajemen Indosat memutuskan Divisi Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (Renlitbang) untuk turut serta mempersiapkan semua data-data internal perusahaan, termasuk melakukan penelaahan dampaknya terhadap masa depan Indosat. Disinilah awal mulainya saya dan tim divisi Renlitbang bertugas mempersiapkan semua persyaratan administratif dan internal agar Indosat dapat tetap bertahan sebagai perusahaan publik yang taat kepada aturan-aturan bursa tapi tetap masih dapat bertumbuh sebagai perusahaan yang sehat. Pada saat itu saya mulai berkenalan dengan masyarakat investor yang penuh dengan intrik dan rumor. Masyarakat investor di Indonesia merupakan masyarakat yang orientasinya adalah investasi yang secepat-cepatnya untuk segera memperoleh return. Hal ini jauh berbeda dengan masyarakat investor di luar negeri yang sangat berhati-hati dalam investasi dan melakukan riset dengan teliti sebelum mereka ingin melakukan investasi. Keterlibatan dalam proses privatisasi Indosat membawa kembali ingatan pendidikan untuk berjuang secara militan guna mencapai hasil yang sebaik-baiknya sebagaimana yang saya peroleh di awal- awal bergabung dengan Indosat. Ilmu yang ditimba dari pendidikan MBA IPMI juga sangat membantu. Saya kembali hidup di kantor mulai jam 6 pagi dan pulang dari kantor menjelang subuh, untuk kemudian kembali berangkat lagi ke kantor jam 5.30 pagi, karena harus mengantar anak dulu kesekolahnya. Apalagi tempat tinggal saya kali ini sudah di Cinere, suatu kawasan di selatan Jakarta yang terkenal dengan jalan rusak dan kemacetannya dipagi hari. Jadi bisa dibayangkan jumlah jam tidur saya yang sangat sedikit kala itu. Dialog dengan anak dan membawanya ikut rapat di hari libur
Alhamdulillah, keluarga sangat mendukung tugas tersebut, sehingga membuat penyelesaian tugas- tugas saya menjadi terasa sangat mudah. Namun demikian komentar akhirnya datang juga dari anggota keluarga, kali ini dari anak sulung saya yang merasa kehilangan waktu saya, ketika itu dia baru kelas 2 SD. Suatu hari dia bertanya kepada saya, kenapa sekarang saya jarang berada bersama keluarga lagi? Saya terangkan bahwa saya sekarang mendapat tugas yang penting dari perusahaan, yaitu mempersiapkan Indosat menjadi perusahaan publik. Dia kembali bertanya, sedemikian repotnyakah pekerjaan itu, sehingga bapak tidak ada waktu untuk berada dirumah dan membantu dia mengerjakan tugas-tugas sekolahnya?. Bingung saya menjawab pertanyaan itu. Saya tanyakan kenapa kamu berkomentar seperti itu ? Anak saya kemudian menjelaskan bahwa dia tahu kalau tugas saya itu mempersiapkan tugas yang penting, dia juga tahu kalau tetangga kita, yang kerja di Indosat juga dan tinggal dikompleks perumahan yang sama, juga memperoleh tugas yang serupa dengan saya, tapi koq dia bisa pulang setiap sore, sedangkan bapak tidak bisa? Bingung saya dibuatnya. Alhamdulillah waktu saya ceritakan kepada istri saya, dia cuma menyarankan untuk membawa anak saya itu kekantor supaya dia bisa memperhatikan apa saja yang dikerjakan bapaknya. Saran istri tersebut menurut saya sangatlah brilian, karena memang anak saya itu sangat pemerhati atas semua kejadian yang terjadi disekitarnya. Suatu ketika, saya ajaklah anak saya untuk ikut serta dalam kegiatan rapat-rapat yang saya ikuti di Indosat. Diruang rapat yang besar dia hanya duduk di pinggir dan mendengarkan perdebatan- perdebatan kami dengan konsultan hukum, penasehat keuangan pemerintah, penasehat keuangan Indosat, pejabat pemerintah dan lain-lain, sambil ditemani dengan makanan-makanan, seperti Texas Fried Chicken, Mc Donald, Pizza Hut dan lain sebagainya. Akhirnya dia tertidur menjelang jam 11 malam, lelah karena memperhatikan orang rapat sejak pagi hari. Jam 1 malam, saya bangunkan dia untuk diajak pulang. Esoknya karena hari minggu, saya ajak dia kembali untuk ikut ke kantor, tapi kali ini dia menolak. Komentarnya cuma satu, Bapak kerja aja yang baik, saya tahu koq ternyata kerja Bapak itu lebih sibuk dari oom tetangga kita itu, saya tidak akan tanya apa-apa lagi koq, cuma sekali-sekali bawain Mc Donaldnya ke rumah ya......Saya selesaikan masalah itu dengan baik dengan dibantu oleh istri yang tercinta. Orang tehnik yang mengetahui perencanaan keuangan Keterlibatan dalam proses persiapan privatisasi Indosat membuat saya dan tim dikenal oleh para praktisi pasar modal sebagai orang-orang tehnik yang mempunyai pengetahuan perencanaan dan keuangan yang sangat istimewa, bahkan sampai ditawari untuk bergabung dengan Merill Lynch, Goldman Sachs atau Lazard Freres. Keterlibatan yang all out ini juga membuat Direksi Indosat merasa nyaman karena ada yang menguasai benar kondisi perusahaan dan rencana masa depan Indosat. Sehingga akhirnya, semua keputusan-keputusan kunci bagi rencana privatisasi Indosat, dimintakan dulu analisanya kepada Tim saya. Termasuk kapan memasukkan dokumen Initial Public Offering (IPO) kepada United States Securities dan Exchange Commissions (US SEC) dan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPPEPAM), New York Stocks Exchange, Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, ticker name ISAT untuk Indonesia dan IIT untuk New York. Ikuti kelanjutan kisah Bpk Budi Prasetyo membawa Indosat sukses meluncurkan IPO dalam posting berikutnya (Lanjutan-2).
0 Comments
Leave a Reply. |
OUR BLOG
Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini untuk mencari artikel. Categories
All
AuthorHelfia Nil Chalis:
Archives
April 2024
|