Kisah nyata ini sangat mengharukan dan patut kita ambil sebagai renungan. Kisah ini saya dapat dari 'broad-cast' sdr. Eric Darwin di Facebook yang linknya saya dapatkan dari istri. Berikut ini kisahnya. Suatu siang hari terlihat seorang nenek berulangkali menekan tombol rice cooker tetapi tidak berhasil menyalakannya. Lalu nenek ini berjalan tergopoh-gopoh masuk ke kamarnya. Di dalam kamar sang nenek merapikan rambutnya yang sudah putih dan mengganti baju. Berulangkali sang nenek harus membuka kembali kancing bajunya karena keliru memasangnya sehingga kadang sebelah kiri yang menjadi lebih tinggi atau sebaliknya. Akhirnya semua bisa terkancing rapi sesuai urutan kancing bajunya. Setelah itu nenek berjalan keluar kamar. Ketika melintasi ruang tamu, cucu perempuannya yang berumur 16 tahun sedang menonton TV. Heran melihat neneknya berpakaian rapi, cucunya bertanya: "Nenek mau ke mana? Bukannya tadi nenek sedang memasak di dapur?". Nenek kemudian menjelaskan kalau dia tadi memang mau memasak, tetapi entah mengapa rice cookernya tidak bisa dinyalakan dan sekarang nenek mau keluar sebentar membeli makanan. Dengan wajah cemberut cucunya meminta agar nenek cepat pulang karena ia sudah mulai lapar. "Iya, nenek akan cepat pulang. Kamu tunggu nenenk sebentar, ya? Kata nenek dengan tersenyum. Nenekpun keluar rumah, menunggu bus yang lewat, lalu naik bus ke pusat penjualan makanan. Beberapa saat setelah nenek keluar rumah, cucunya ke dapur mencari cemilan untuk sekedar mengganjal perut. Tak sengaja dia melihat steker rice cooker yang belum dicolok. Cucunya tersenyum geli melihat sikap pelupa neneknya seperti orang yang sudah pikun saja. Sesampai di pusat penjualan makanan, nenek membeli nasi ayam kesukaan cucunya. Setelah selesai membayar dan hendak pulang, langkah nenek tiba-tiba terhenti persis di pintu keluar. Kepalanya menoleh ke kiri dan ke kanan, bola matanya membesar, raut mukanya berubah kebingungan. Semua bangunan dan jalanan yang ada di depannya terlihat berbeda dan asing. Nenek terdiam membisu sejenak. Akhirnya menyadari kalau ia lupa arah pulang, dengan sigap nenek melambaikan tangannya sambil berjalan menghampiri seorang pemuda yang melintas di depannya. Nenek meminta bantuan kepada pemuda itu agar bersedia mengantarnya pulang. "Maaf, nek. Saya sedang terburu-buru", tolak pemuda tadi. Kemudian nenek menghampiri seorang wanita paruh baya. Nenek mengulangi permintaannya tetapi wanita inipun tidak bisa mengantarkan nenek pulang. Nenek tidak berhenti. Kali ini dengan gesit ia berjalan ke arah seorang bapak-bapak untuk meminta tolong. "Pak, Pak, tolong antarkan saya pulang. Cucu saya sedang menunggu saya pulang membawa makanan. Dia pasti sudah lapar sekarang", kata nenek dengan wajah sedih. "Rumah nenek di mana, yuk saya antar", jawab bapak ini. "Em...mm... saya...saya tidak ingat di mana", kata nenek terbata-bata. "Tapi tolong antarkan saya pulang, Pak. Pokoknya antarkan saja saya pulang", nenek memohon. Bapak ini tidak bisa menolong karena nenek sudah tidak ingat sama sekali alamat rumahnya. Mata nenek berkaca-kaca hampir menangis. Berulangkali nenek terus meminta toling kepada setiap orang yang ditemuinya untuk diantarkan pulang. Ada yang menolak, ada juga yang bersedia...tetapi siapapun yang mau menolong tetap saja tidak bisa mengantarkan nenek. Wajah nenek tampak sangat sedih. Nenek menangis teringat cucunya yang pasti sudah kelaparan menunggunya pulang membawa makanan. Nenek terus meminta tolong sambil sesekali mencoba mencari jalan pulang sendiri dan kedua tangannya terus mendekap nasi ayam yang dibelinya tadi siang agar tetap hangat. Seluruh wajah dan bajunya telah basah oleh keringat. Langkahnya mulai melambat karena kelelahan. Hari mulai gelap ketika di rumah nenek sepasang suami istri baru pulang. Mereka adalah orangtua dari cucu nenek. Si ibu melihat anaknya sedang ngemil sambil menonton TV lalu bertanya: "Kok kamu ngemil, emang nenek belum selesai masak?". Putrinya menjelaskan kalau neneknya tidak jadi masak hari ini dan sudah sejak tadi siang pergi ke pusat penjualan makanan tapi masih belum pulang sampai sekarang. "Apa?! Nenek belum pulang dari tadi siang?", kata ayah kaget bercampur khawatir. Belum sempat anaknya berkata apapun, kedua suami istri ini langsung pergi lagi mencari nenek. Anaknya kaget melihat kedua orangtuanya pyang tiba-tiba menjadi panik dan langsung pergi lagi. Setelah beberapa saat baru sadar kalau nenek bukan pelupa, tapi sudah pikun, dan nenek sekarang pasti sedang tersesat. Segera ia mengikuti kdua orangtuanya pergi mencari nenek. Ketiganya berkeliling di tengah keramaian kota berusaha menemukan nenek. Tiba-tiba kedua suami istri ini mendengar suara klakson bersahut-sahutan. Merekapun menghampirinya. Benar saja, mereka menemukan nenek di tengah jalan sedang kebingungan. Suami pasangan itu segera menyelamatkan nenek sambil bertanya dengan nada tinggi: "Ibu kenapa menghentikan mobil di tengah jalan begitu? Kan bahaya!". Melihat bapak ini nenek langsung berkata: "Pak, tolong antarkan saya pulang. Saya harus mengantarkan makanan ini untuk cucu saya. Dia pasti sudah kelaparan". Bapak itupun sadar ibunya sudah pikun: "Ibu, ini saya anakmu". Nenek menoleh ke sebelahnya: "Nyonya, tolong antarkan saya pulang". Mereka serentak memeluk neneknya. Tak lama kemudian anak mereka yang tidak lain cucu si nenekpun menghampiri: "Nenek, maafkan saya nek". Nenek langsung mengenal cucunya dan bertanya: "Kamu lapar sayang, maafkan nenek terlambat membawa makanan ini. Nenek lupa jalan pulang". Helfia Nil Chalis. Bisnis Internet. Helfia Store.
0 Comments
Leave a Reply. |
OUR BLOG
Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini untuk mencari artikel. Categories
All
AuthorHelfia Nil Chalis:
Archives
April 2024
|