Masih segar dalam ingatan ketika 36 tahun yll. saya mengikuti ujian masuk perguruan tinggi negeri yang ketika itu disebut SKALU (Sistem Kerjasama Antar Lima Universitas). Dua perguruan tinggi yang menjadi incaran saya waktu itu adalah IPB dan ITB. IPB membuka jalur penerimaan tanpa test dengan mengundang siswa SMA Bogor yang berprestasi. Alhamdulillah waktu itu saya termasuk yang beruntung bisa diterima tanpa test di FATEMETA (Fakultas Teknologi Mekanisasi Pertanian) IPB. Tetapi saya tetap berkeinginan melanjutkan pendidikan di ITB, sehingga ketika diminta menyerahkan ijazah oleh IPB, saya memilih mengundurkan diri dan mengadu nasib mengikuti test masuk SKALU. Saya sempat gundah dan ada timbul sedikit rasa menyesal ketika pengumuman hasil test SKALU tertunda sampai beberapa bulan. Namun alhamdulillah saya lulus dan diterima di ITB angkatan 77. Saya kemudian memilih jurusan Teknologi Kimia. Angkatan 77 ITB ketika itu seingat saya berjumlah kurang lebih 2100 orang. Sedangkan jurusan Teknologi Kimia Angkatan 77 berjumlah sekitar 75 orang. Kebetulan angkatan ini cukup kompak. Beberapa kali Angkatan 77 ITB mengadakan reuni dan ketika anniversari ke 30 th sejumlah teman-teman seangkatan menuangkan tulisan pengalamannya meniti karir dan pengalaman hidupnya dalam sebuah buku. Macam-macam ternyata pengalaman mereka baik dalam meniti karir maupun pengalaman hidup mereka. Buku ini menurut seorang teman sekarang bisa dibeli di Toko Buku Gramedia. Saya beruntung mendapatkan softcopynya (Anis, terimakasih) sehingga saya berharap bisa berbagi dengan pengunjung semua melalui media blog ini. Buku tersebut diprakarsai oleh Ketua TK Angkatan 77, Triharyo Susilo (Hengki) yang saat ini menjabat Komisaris PT Pertamina Persero. Dalam pengantar buku Hengki bercerita bahwa kumpulan kisah teman-teman Angkatan 77 ini, yang semula dimaksudkan hanya untuk kenang-kenangan untuk mahasiswa ITB, kemudian berkembang menjadi buku sejarah dan juga buku referensi bagi pengembangan karir seorang "tukang" insinyur. Memang Angkatan 77 ketika masuk perguruan tinggi tepat di saat rakyat Indonesia sedang bergejolak memprotes Pemerintah Orde Baru yang ketika itu sangat otoriter dan memberangus semua institusi politik dan media masa dengan sangat efektip. Rakyat dinina-bobokkan dengan pembangunan dan dipaksa menerima pandangan politik pemerintah tanpa boleh membantah apalagi memprotes. Pemerintah dengan mudahnya bisa mencap seseorang anti Pancasila atau penganut Komunisme apabila dianggap tidak sejalan dengan pandangan politik mereka ketika itu. Kampus ITB, UI dan beberapa perguruan tinggi lainnya ketika aksi demonstrasi mahasiswa tahun 1978 akhirnya ditutup dan diduduki paksa oleh militer. Diberlakukanlah kebijakan NKK (Normalisasi Kehidupan Kampus) oleh Pemerintah yang melarang demonstrasi mahasiswa. Kisah-kisah teman-teman Angkatan 77 ini saya yakin banyak manfaatnya bagi siapapun yang baru merintis karir. Apalagi sekarang profesi insinyur dan dokter bukan lagi berprestise seperti waktu itu. Profesi manapun yang ditekuni masa kini berpotensi bisa mengantarkan seseorang meraih puncak karir yang cemerlang.
Ada kisah Direktur Indosat Budi Prasetyo yang bercerita bagaimana dia sebenarnya berniat mengajak teman seangkatannya di Elektro ITB yang bekerja di Indosat untuk janjian jalan-jalan tetapi akhirnya malah memasukkan lamaran ke Indosat dan langsung dipanggil untuk psikotest dan diterima. Budi bercerita bagaimana Indosat ketika mulai "go public". Selain itu Budi juga bercerita bagaimana dia akhirnya dianugrahi penghargaan Satya Lencana Karya Satya oleh negara. Banyak lagi kisah mereka yang melalui media ini saya akan terbitkan dalam beberapa posting dengan harapan agar bisa menjadi pelajaran dan bermanfaat bagi kita semua.
1 Comment
indra warman
11/16/2013 11:44:55 am
Sangat baik sebagai inspirasi bagi yang muda2 yang sedang menapak karir.
Reply
Leave a Reply. |
OUR BLOG
Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini untuk mencari artikel. Categories
All
AuthorHelfia Nil Chalis:
Archives
April 2024
|