Seberapa Menarik LNG Tangguh Bagi Inggris? Pemerintah Ingris punya kepentingan strategis atas mega proyek ini. Selasa, 6 November 2012, 06:40 Hadi Suprapto VIVAnews - Perusahaan minyak dan gas asal Inggris, BP, menyatakan komitmen membangun lapangan gas Tangguh untuk train tiga dengan investasi 7,5 miliar pound sterling atau sekitar Rp116 triliun. Investasi ini disepakati saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berkunjung ke Inggris pekan lalu. LNG Tangguh adalah mega-proyek yang membangun kilang LNG di Teluk Bintuni, Papua Barat. Proyek ini menampung gas alam di beberapa blok di sekitar Teluk Bintuni, seperti Blok Berau, Blok Wiriagar dan Blok Muturi. Proyek LNG Tangguh mulai dibangun pada Maret 2005, dan mulai pengapalan komersial perdana pada akhir kuartal kedua 2009. Pengembang proyek dalam kontrak kerja sama (KKS) adalah BP yang memiliki 37,16 persen dari LNG Tangguh. Pemegang kontrak lainnya, adalah MI Berau B.V. (milik Mitsubishi Corporation dan INPEX Corporation) sebesar 16,30 persen, CNOOC Muturi Limited dan CNOOC Wiriagar Overseas Limited dengan bagian 13,90 persen, Nippon Oil Exploration (Berau) Ltd dengan bagian 12,23 persen. Selain itu KG Berau/KG Wiriagar memiliki 10,0 persen, dan LNG Japan Corporation (dimiliki Sumitomo Corporation dan Sojitz Corporation) dengan bagian 7,35 persen. Tangguh memiliki cadangan gas 14,4 triliun kaki kubik dari enam lapangan. Gas dari proyek selama ini diambil melalui dua anjungan lepas pantai yang terletak di Teluk Bintuni. Dari dua anjungan tersebut, gas mengalir melalui pipa bawah laut menuju fasilitas proses LNG di pantai selatan teluk. Dari sana, LNG dibawa ke pasar energi menggunakan tanker LNG. LNG Tangguh telah memperoleh empat kontrak jangka panjang dengan Fujian LNG di Cina, K-Power dan POSCO di Korea, serta Sempra Energy di Meksiko. Namun, AS telah mendapat kontrak gas lain, sehingga alokasi gas Sempra ini tengah dialihkan. Lalu seberapa menarik Proyek LNG Tangguh bagi Inggris? Pengamat energi Pri Agung Rakhmanto menilai langkah pemerintah Inggris mendukung BP adalah hal lumrah dalam bisnis energi. BP sebagai operator LNG Tanngguh memiliki peran strategis bagi Inggris. "Apalagi output gas ini dikirim ke China, Amerika, dan Korea, tentu pemerintah Inggris memiliki banyak kepentingan atas suplay energi ini," kata pendiri ReforMiner Institute ini kepada VIVAnews. Tentu saja, dari sisi bisnis proyek ini sangat menggiurkan. Cadangan gas yang mencapai 14,4 triliun kaki kubik ini baru diekploitasi 6 triliun kaki kubik. Artinya lebih dari setengah cadangan gas masih di dalam perut bumi. "Ini sangat menggiurkan." (adi) Dilansir oleh Helfia Nil Chalis www.helfia.net Sumber: Viva.co.id
0 Comments
Leave a Reply. |
OUR BLOG
Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini untuk mencari artikel. Categories
All
AuthorHelfia Nil Chalis:
Archives
April 2024
|