![]() Bagi sebagian orang, tradisi merupakan sesuatu yang wajib dilakukan apapun alasannya. Sebagian lagi merasa itu hanyalah sesuatu yang tidak mempunyai dasar atau tidak bermanfaat sehingga dengan gampangnya meremehkan dan mengabaikannya. Jaman dulu orang seperti ini sering dijuluki 'orang tak tahu adat'. Cap yang selama ini cukup efektip membuat orang malu dalam pergaulan di masyarakat sehingga tradisi terjaga dari generasi ke generasi. Namun tradisi atau kebiasaan turun-temurun kadangkala bisa menghambat kemajuan atau mungkin sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan sekarang. Dilain pihak, kemajuan ilmu pengetahuan dan modernisasi cenderung memberantas habis semua tradisi yang dinilai kuno atau ketinggalan jaman. Jadi, bagaimana menyikapinya? Bila anda beragama Islam, tuntunannya sangatlah jelas. Agama Islam mengajarkan agar menjadikan Al Qur'an (firman Allah) dan Hadis (ucapan, perintah dan teladan Rasulullah Muhammad Saw) sebagai petunjuk setiap muslim dalam hidupnya. Selama tradisi itu tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Al Qur'an dan hadis maka anda bebas untuk memilih. Islam mengajarkan segala bentuk ibadah (penyembahan kepada Tuhan) tidak boleh dilakukan tanpa petunjuk dari Al Qur'an dan Hadis. Ibadah yang dilakukan di luar itu disebut sebagai bid'ah dan tidak diterima, bahkan berdosa melakukannya. Tradisi berbeda dengan ibadah. Tradisi menyangkut hubungan antar manusia (hablum minan naas). Dalam hal ini berlaku ketentuan berperilaku yang juga diatur di dalam Al Qur'an dan Hadis. Sebagai contoh: Islam mengharamkan minuman keras dan makanan yang terbuat dari bahan baku daging babi. Maka tradisi yang mengharuskan anda meminum minuman keras dan menyantap hidangan dari daging babi tentu saja harus ditinggalkan. Begitu juga berjudi, mencuri, berzina. Bagaimana dengan tradisi melamar, upacara akad nikah dan resepsi? Leluhur kita mewariskan demikian beraneka-ragam budaya yang terkait dengan lamaran, akad nikah dan resepsi. Alangkah baiknya kita ikut serta melestarikan budaya leluhur kita sekuat kemampuan kita. Tentu saja selama budaya itu memang tidak bertentangan dengan petunjuk agama kita. Melestarikan budaya leluhur adalah bentuk penghargaan kita kepada para leluhur. Keberadaan kita saat ini sesungguhnya tidak terlepas dari karya para leluhur kita di jamannya masing-masing. Begitu juga apa yang kita lakukan saat ini akan mewarnai perilaku dan budaya yang dianut oleh anak - cucu kita. Helfia Nil Chalis. Helfia Store. Helfia Network.
0 Comments
Leave a Reply. |
OUR BLOG
Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini untuk mencari artikel. Categories
All
AuthorHelfia Nil Chalis:
Archives
April 2024
|