Oleh Alief Bakhtiar Seri tulisan ini adalah cuplikan dari buku Alief Bakhtiar "Mutiara Kehidupan Berbalut Salju" yang bercerita tentang pengalamannya ketika bertugas di Hammerfest - Norwegia sewaktu masih bekerja di Seksi Laboratorium Badak LNG, Bontang, Kalimantan Timur. Bersama Tim Badak LNG ketika itu Alief ditugaskan bersama-sama Tim start-up pabrik LNG di Hammerfest - Norwegia. Berbagai kisah menarik kiranya sangat penting agar kita sebagai satu bangsa bisa belajar dari bangsa lain yang sudah lebih maju budayanya. Saya akan menerbitkan tulisan Alief ini dalam beberapa seri. Semoga bermanfaat. Helfia Nil Chalis. Ayo Mencari Uang di Internet. Kisah-1, Sebuah Handphone Pagi itu, aku agak terlambat bangun. Setelah mandi, sholat dan sarapan ala kadarnya, bergegas aku menuju pos Satpam Hammerfest LNG untuk menunggu bis yang biasa membawaku ke tempat kerja. Tak sampai 5 menit, bis datang dan sambil memegang hand phone, aku buru-buru naik. Kemudian bis berjalan perlahan menyusuri jalan terowongan bawah laut. Setelah kurang lebih 15 menit, sampailah bis di depan kantor Hammerfest LNG. Dengan langkah gontai, masih agak ngantuk, aku turun dari bis dan masuk ke kantorku, sebuah Laboratorium LNG. Setelah meletakkan tas punggung di kursi, aku baru sadar bahwa hand phone-ku sudah tidak ditangan lagi. Aku berpikir, ini salahku sendiri kenapa hand phone itu tidak dimasukkan saja kedalam tas saat berangkat ke kantor. Namun penyesalan selalu datang terlambat. Aku yakin pasti hand phone itu masih tertinggal di bis.
Kemana aku harus mencari hand phone kesayanganku itu. Aku beli hand phone itu di Hammerfest dan memakai kartu dari Norwegia, jadi aku bisa komunikasi dengan keluarga di Indonesia dengan murah. Dalam hand phone itu ada banyak nomor telepon keluarga dan teman – teman di Indonesia termasuk teman – temanku di Hammerfest. Aku sudah membayangkan, alangkah repotnya aku, kalau hand phone itu sampai hilang. Aku hanya bingung saja dengan masalah ini. Aku tak ingat lagi bis yang kupakai ke kantor tadi. Aku yakin hand phone itu pasti sudah hilang diambil orang. Aku sudah coba minta bantuan ke teman - teman kantor, tapi tak ada informasi yang bisa membantu menemukan hand phone-ku. Akhirnya aku hanya bisa pasrah dan berharap akan ada orang yang baik hati mau mengembalikan hand phone kesayanganku. Satu hari, dua hari, hand phone-ku tak kembali kepadaku. Hari ketiga, aku baru ingat ada kantor resepsionis didekat tempat makan malamku. Ditempat itu, aku biasa mengambil surat - surat yang dikirim oleh perusahaan kepadaku. Terkadang aku juga minta tolong kalau ada kesulitan selama aku bekerja di perusahaan kepada resepsionis. Dengan penuh harap, aku datang ke resepsionis dan menceritakan masalahku kepada seorang wanita, yang sedang bertugas di situ. Aku beruntung karena wanita itu mengerti bahasa Inggrisku dengan baik. Selesai aku bercerita, wanita itu tersenyum padaku. Dia segera mengambil sebuah amplop coklat lalu memberikannya kepadaku. Aku bingung kenapa dikasih amplop coklat, aku ingin hand phone-ku kembali, bukan minta amplop! Karena penasaran, aku buka saja amplop itu. Sungguh terkejutnya aku karena ternyata isi amplop itu adalah hand phone-ku! Kupanjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah menolongku, mengembalikan hand phone milikku. Wanita itu kemudian bercerita, ”Kemarin, ada orang Norwegia kebingungan dan datang ke resepsionis!”. Dia itu ternyata yang menemukan hand phone-ku di bis. Laki - laki ini bingung harus mengembalikan kepada siapa hand phone yang ia temukan. Kalau melihat nomor - nomor telepon yang ada di hand phone sepertinya hand phone ini milik orang Asia yang bekerja di LNG Hammerfest. Dia mencoba menghubungi nomor – nomor telepon yang ada di hand phone-ku, tapi selalu saja tidak dijawab. Akhirnya, ia pun terpikir untuk menitipkan saja ke resepsionis, siapa tahu orang Asia itu akan mencarinya juga ke resepsionis. Ternyata benar dugaannya! Aku mencari hand phone yang hilang ke resepsionis dan akhirnya menemukan hand phone-ku disini. Aku terharu dan salut kepada orang itu, yang masih bisa merasa bingung karena menemukan sebuah barang berharga. Ia merasa resah kalau sampai hand phone yang ditemukan tidak bisa kembali kepada pemiliknya. Tidak ada keinginannya untuk memiliki atau menjual hand phoneku. Bisa saja, kalau tidak mau repot, hand phone-ku dibuang saja atau ditinggalkan begitu saja di bis! Yang ada dibenaknya, hanyalah bagaimana caranya agar ia bisa mengembalikan hand phone itu kepada pemiliknya. Masihkah kita mempunyai niatan yang baik dan kejujuran seperti orang Norwegia itu, ketika suatu saat kita menemukan sebuah barang berharga di jalan?
0 Comments
Leave a Reply. |
OUR BLOG
Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini untuk mencari artikel. Categories
All
AuthorHelfia Nil Chalis:
Archives
April 2024
|