![]() Oleh Alief Bakhtiar Seri tulisan ini adalah cuplikan dari buku Alief Bakhtiar "Mutiara Kehidupan Berbalut Salju" yang bercerita tentang pengalamannya ketika bertugas di Hammerfest - Norwegia sewaktu masih bekerja di Seksi Laboratorium Badak LNG, Bontang, Kalimantan Timur. Bersama Tim Badak LNG ketika itu Alief ditugaskan bersama-sama Tim start-up pabrik LNG di Hammerfest - Norwegia. Berbagai kisah menarik kiranya sangat penting agar kita sebagai satu bangsa bisa belajar dari bangsa lain yang sudah lebih maju budayanya. Saya akan menerbitkan tulisan Alief ini dalam beberapa seri. Semoga bermanfaat. Helfia Nil Chalis. Bisnis Internet. Helfia Store. KISAH - 17, NIKMATNYA KAWANAN RUSA Pernahkah kita membayangkan hidup di sebuah kota, kemudian binatang – binatang liar dari hutan, bisa berkeliaran bebas menemani hidup kita di sepanjang jalan – jalan yang kita lalui ? Binatang – binatang itu bisa berlari ke mana saja yang diinginkannya, tanpa ada gangguan dari kita sebagai manusia ? Kita akan bisa melihat manusia dan binatang, bisa hidup berdampingan secara damai. Kalau memang itu ada, kehidupan yang seperti itu, alangkah tambah nikmatnya hidup di dunia ciptaan Allah SWT.
Kalau di tanah air, kita mungkin bisa menemuinya di beberapa Taman Safari seperti Bogor – Jawa Barat atau Pasuruan – Jawa Timur, dimana kita sebagai pengunjung bisa berinteraksi dengan binatang – binatang yang dipelihara disana. Hanya saja, Taman Safari, bukanlah sebuah kota dengan kehidupan yang serba hiruk pikuk. Dalam Taman Safari, binatang – binatang itu juga tetap ada yang menjaganya agar jangan sampai mengganggu atau bahkan melukai pengunjungnya. Saya hanya membayangkan, kalau binatang – binatang itu dilepas ke sebuah kota kecil saja di tanah air, maka apa yang akan terjadi ? Apakah binatang – binatang itu bisa hidup normal, tanpa kita ganggu ? Atau malah binatang – binatang itu kita buru atau dibunuh untuk dimakan dagingnya ? Atau malah bisa saja, binatang – binatang itu dicuri oleh sekelompok orang ? Bagi kita yang hidup di tanah air, kita kadang yakin bahwa semua itu sangat mungkin terjadi. Seringkali, kita tidak menghargai hak hidup dari binatang – binatang yang ada di sekitar kita. Kadang kita sepertinya tanpa dosa, menangkap atau membunuh bahkan mencuri binatang – binatang itu dari sekitar kita. Binatang – binatang itu juga ingin bisa hidup bebas di alam sekitar kita tanpa ada gangguan dari kita sebagai manusia. Kisah tentang keserasian hidup antara manusia dan binatang, benar – benar aku temui di kota Hammerfest. Di saat musim mulai berganti dari musim dingin ke musim panas yaitu sekitar bulan Maret, ternyata mulai bermunculan rusa – rusa liar di kota Hammerfest. Mulanya aku berpikir, bahwa masyarakat Hammerfest akan segera menghalau rusa – rusa itu agar kembali masuk hutan. Tapi ternyata, dugaanku itu salah sama sekali. Rusa – rusa itu dibiarkan begitu saja hidup berkeliaran di kota Hammerfest. Aku juga baru sadar, kenapa sebagian rumah – rumah di Hammerfest, halamannya dikasih pagar. Maksudnya adalah agar rusa – rusa itu tidak masuk ke halaman rumah, yang mungkin akan merusak taman bunga yang ada atau bahkan masuk rumah. Namun, sepertinya rusa – rusa itu mengerti bahwa mereka tidak boleh masuk ke halaman rumah orang – orang di Hammerfest. Yang sungguh menarik hatiku adalah seringkali kita harus mengalah kepada rusa – rusa itu agar binatang – binatang itu tidak tersakiti. Misalnya, rusa – rusa itu akan menyeberang jalan raya, maka mobil – mobil dari jarak beberapa meter sudah berhenti memberikan kesempatan rusa – rusa itu lewat. Kemudian juga ketika rusa – rusa itu makan rumput di pinggir jalan atau di lapangan, maka orang – orang di Hammerfest, kadang mengambil jalan lain agar tidak mengganggu rusa – rusa yang lagi asyik dengan makanannya. Karena itu, kuperhatikan sepertinya, rusa – rusa itu sudah akrab sekali dengan masyarakat Hammerfest sehingga seperti layaknya manusia yang juga hidup di kota. Rusa – rusa itu bisa hidup bebas di kota Hammerfest tanpa diganggu sama sekali oleh manusia. Kerelaan hati masyarakat Hammerfest untuk mau membantu kehidupan rusa – rusa itu sungguh menyentuh hatiku. Bayangkan saja, dari ratusan rusa – rusa yang lalu lalang di kota Hammerfest, tentunya akan banyak juga kotoran yang dihasilkan oleh rusa – rusa itu. Kotoran yang bertebaran di jalan – jalan, lapangan dan tempat – tempat lainnya, dengan ringan tangan, masyarakat Hammerfest membersihkannya. Tidak ada kata marah dalam hati dan pikiran masyarakat Hammerfest akibat rusa – rusa itu membuang kotoran di sembarang tempat. Akibatnya, walaupun, banyak rusa berkeliaran di kota Hammerfest saat musim panas, suasana kotanya tetap selalu bersih dan rapi. Kalau kita lihat dari masa lalu, masyarakat Hammerfest atau Norwegia, sepertinya mereka berhutang budi kepada rusa – rusa itu. Jaman dulu, rusa – rusa itu banyak sekali manfaatnya. Misalnya rusa – rusa itu dipakai untuk menarik kendaraan atau kereta salju sebagai alat transportasi masyarakat Norwegia pada masa lalu. Dagingnya dimakan untuk menopang kehidupan masyarakat Norwegia. Kemudian kulit dan bulunya, bisa dibuat baju hangat, topi hangat, selimut bayi, sepatu sampai dengan alas tidur dalam rumah masyarakat Norwegia. Kita tahu bahwa suhu udara di Norwegia adalah sangat dingin dan salju tebal kalau kebetulan musim dingin. Karenanya, rusa – rusa itu telah banyak sekali jasanya dalam mempertahankan kehidupan masyarakat Norwegia khususnya pada masa yang lalu. Yang membuatku prihatin, saat ini, binatang – binatang liar di hutan – hutan tanah air kita khususnya di Jawa, Sumatra dan Kalimantan sudah sangat kurang jumlahnya atau bisa dikatakan hampir punah dari muka bumi. Kegemaran sebagian masyarakat kita untuk berburu dengan cara yang membabi buta, telah menyebabkan punahnya banyak binatang – binatang liar di hutan. Tidak bisakah kita misalnya, berburu dengan cara yang beradab artinya kita tetap akan melindungi binatang – binatang liar itu agar bisa bertahan hidup di hutan – hutan tanah air. Peraturan Pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi binatang – binatang liar itu juga banyak yang dilanggar. Para pemburu liar yang ditangkap, kemudian hanya diberikan hukuman yang ringan oleh Pengadilan. Kapan kita bisa memberikan perlindungan kepada binatang – binatang liar itu agar bisa hidup normal dan berkembang biak di hutan – hutan. Hingga suatu saat nanti, anak cucu kita masih bisa melihat binatang – binatang liar itu. Tapi kalau kita habiskan ekosistem binatang – binatang liar itu sekarang, maka mungkin anak cucu kita hanya bisa melihat gambarnya saja, tanpa pernah melihat langsung seperti apa binatang – binatang liar itu. Aku hanya membayangkan kapan kita bisa hidup harmonis dengan binatang seperti masyarakat Hammerfest. Binatang – binatang liar yang ada di dalam hutan – hutan tanah air saja, bisa habis diburu, apalagi kalau binatang – binatang liar itu sampai jalan – jalan di perkampungan atau bahkan kota kita, pastilah dijamin, masyarakat akan berebutan untuk memburunya atau membunuhnya untuk dimakan dagingnya dan mungkin diambil kulitnya. Tidak bisakah kita, membiarkan mereka untuk bebas menikmati alam pemberian Allah SWT seperti halnya kita sebagai manusia ? Memang benar, binatang – binatang itu juga diciptakan untuk manusia, tapi apapun alasannya, kita tetap harus saling melindungi sebagai sesama makhluk Allah SWT.
0 Comments
Leave a Reply. |
OUR BLOG
Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini untuk mencari artikel. Categories
All
AuthorHelfia Nil Chalis:
Archives
April 2024
|