Oleh Alief Bakhtiar Seri tulisan ini adalah cuplikan dari buku Alief Bakhtiar "Mutiara Kehidupan Berbalut Salju" yang bercerita tentang pengalamannya ketika bertugas di Hammerfest - Norwegia sewaktu masih bekerja di Seksi Laboratorium Badak LNG, Bontang, Kalimantan Timur. Bersama Tim Badak LNG ketika itu Alief ditugaskan bersama-sama Tim start-up pabrik LNG di Hammerfest - Norwegia. Berbagai kisah menarik kiranya sangat penting agar kita sebagai satu bangsa bisa belajar dari bangsa lain yang sudah lebih maju budayanya. Saya akan menerbitkan tulisan Alief ini dalam beberapa seri. Semoga bermanfaat. Helfia Nil Chalis. Ayo Mencari Uang di Internet. KISAH - 3, SEBUAH KACA MATA Terbayang olehku, hari ini akan banyak kuperoleh ilmu yang baru tentang proses pembuatan LNG di kilang Hammerfest LNG. Aku akan mengikuti training di ruangan simulator Hammerfest LNG. Pengetahuan tentang proses LNG ini akan sangat bermanfaat untuk mendukung pekerjaanku sebagai Chemist atau kimiawan di Laboratorium. Aku harus bisa menentukan apakah hasil analisis dari Laboratorium LNG, benar atau tidak sesuai dengan proses yang terjadi di kilang LNG. Kalau terjadi masalah kualitas LNG, rekomendasi apa yang bisa diberikan agar kualitas produknya bisa menjadi lebih baik. Tempat trainingnya di lantai 2 kantor Hammerfest LNG dengan dibimbing oleh seorang tutor, yakni Senior Operator dari Statoil. Orangnya sudah tua, umurnya sekitar 65 tahun, tapi ramahnya luar biasa. Singkat cerita, aku mulai tertarik dan asyik belajar tentang proses kilang Hammerfest LNG. Sayangnya dengan kelembaban udara yang rendah di Hammerfest, aku menjadi cepat haus dan ingin sering minum. Untungnya, aku bisa membawa minuman yang kusukai, masuk ke dalam ruang training. Padahal di ruangan itu banyak peralatan simulator atau peralatan yang serba komputer. Membawa minuman kedalam ruangan training merupakan hal biasa di Statoil. Aku mencoba cari tahu tentang kebiasaan ini melalui tutorku. Dia menjawab dengan singkat,”Agar trainingnya lebih effisien dari sisi waktu, suasananya jadi lebih rilek dan bisa lebih konsentrasi!”. Aku berpikir benar juga, apa yang dikatakannya! Daripada bolak balik ambil minum di luar ruangan, waktu banyak juga terbuang akibatnya juga kurang konsentrasi saat training berlangsung. Cara seperti ini berbeda dengan perusahaan, tempat kerjaku sebelumnya, yang sepertinya tidak memperbolehkan membawa minuman masuk ke ruangan training. Mungkin juga banyak perusahaan di Indonesia yang punya ketentuan yang sama dengan perusahaanku sebelumnya!
Karena banyak minum, aku jadi harus beberapa kali ke toilet termasuk saat istirahat selama 15 menit. Kebiasaanku, saat di dalam toilet, aku melepas kaca mata keselamatan yang tergantung di bajuku. Kutaruh kaca mata itu di depan cermin toilet. Aku harus selalu membawa kaca mata ini karena kalau masuk Laboratorium LNG, kaca mata keselamatan harus dipakai. Mungkin karena bolak balik aku lepas kaca mata itu di toilet, tanpa kusadari kaca mataku tertinggal di toilet dekat training room. Hilangnya kaca mata ini baru kusadari esok harinya, saat aku mau berangkat kerja. Aku mencoba mencarinya disetiap sudut kamarku, namun tetap tidak kutemukan. Akhirnya, aku membawa kaca mata keselamatan yang lain dari lemariku. Biarlah kaca mata yang hilang itu diambil atau disimpan oleh orang lain. Hari demi hari kulalui dengan bekerja, aku sudah tidak memikirkan lagi kaca mataku yang hilang. Pada hari ke tujuh atau 1 minggu setelah kaca mataku hilang, aku punya tugas mengukur kandungan air dari gas di kilang LNG. Cuaca saat itu kurang cerah, agak mendung dan dingin sekali, sekitar - 10 oC. Aku sebenarnya kurang semangat untuk keluar Laboratorium LNG, maklumlah cuaca lagi dingin sekali. Namun aku memutuskan untuk tetap pergi ke kilang LNG melakukan pekerjaan itu. Walaupun rasanya dingin sekali di kilang LNG, aku terhibur kalau melihat pemandangan laut utara yang indah termasuk burung - burung laut yang beterbangan mencari ikan di laut. Warna air laut utara adalah biru kehitaman. Warna hitam menunjukkan bahwa laut utara ini sangat dalam dan suhunya sangat dingin. Kilang LNG Hammerfest letaknya di tengah laut utara, jadi sekelilingnya adalah laut. Terkadang terbayang rasa ngeri olehku, seperti apa jadinya kalau kita sampai terjatuh ke laut utara ini. Selesai mengerjakan tugasku di kilang LNG, aku buru - buru pulang ke Laboratorium LNG. Cuaca yang sangat dingin, sebenarnya membuatku ingin kencing di kilang LNG. Tapi hasrat ini, harus aku tahan karena tidak ada toilet di kilang LNG. Setelah sampai ke Laboratorium, aku langsung pergi ke toilet. Sayangnya, toilet Laboratorium masih ada orang di dalamnya. Aku coba berjalan cepat ke toilet lain di lantai 1 kantor Hammerfest LNG. Memang sudah nasibku, lagi - lagi semua toilet selalu ada orang di dalamnya. Akhirnya, dengan tergopoh - gopoh, aku naik tangga ke lantai 2 untuk mencari toilet yang kosong. Rasanya sudah tidak tahan lagi ingin kencing! Di lantai 2, aku hanya hafal toilet yang ada didekat ruang training simulator LNG. Aku bersyukur kepada Allah SWT, kutemukan satu toilet kosong di sini. Tanpa menoleh kanan kiri lagi, aku langsung masuk ke toilet itu. Maklumlah sudah lama menahan kencing! Selesai kencing, dengan hati - hati, aku rapihkan bajuku dan rambutku dengan menghadap ke cermin toilet. Saat itu, aku berdiri sambil agak tertegun, kulihat sebuah kaca mata keselamatan yang tergelak rapi di depan cermin. Kuambil kaca mata itu dan kuamati dengan cermat. Mungkin kaca mata ini milik orang lain yang ketinggalan. Tapi diluar dugaanku, ternyata tidak. Aku yakin ini kaca mataku yang hilang seminggu yang lalu! Ada jelas namaku tertulis di kaca mata itu! Aku bersyukur pada Allah SWT akhirnya kutemukan lagi kaca mataku yang hilang. Ternyata, keinginan untuk kencing telah menuntunku menemukan kaca mataku yang hilang! Satu hal yang aku sangat hargai sekali dengan orang - orang yang bekerja di kantor Hammerfest LNG. Mereka tidak akan mengganggu barang - barang milik orang lain yang mereka temukan. Padahal mereka bisa mengambilnya atau menyingkirkannya kaca mataku dari depan cermin. Seperti posisi kaca mataku yang hilang, tempatnya masih persis sama di tempat aku biasa menaruhnya di toilet didekat ruangan training. Bahkan tidak kotor sama sekali, walaupun sudah 1 minggu hilang. Tidak ada kerusakan sama sekali kaca mataku ini. Aku yakin bahwa orang - orang yang masuk toilet itu tahu bahwa ada kaca mata yang tertinggal, mereka membiarkan saja apa adanya. Mereka berpikir pastilah orang yang kehilangan kaca mata ini akan mencarinya. Tentunya, orang itu akan lebih mudah menemukannya lagi kalau kaca matanya masih tetap dibiarkan pada tempatnya. Walaupun kelihatan sederhana, tingkah laku seperti orang - orang dalam toilet tadi, merupakan hal yang patut ditiru. Dengan bahasa sederhana, aku ingin mengatakan bahwa cuek yang baik, salah satunya adalah melakukan kebaikan yang dilakukan oleh orang - orang kantor Hammerfest LNG di dalam toilet itu. Biarkan saja barang milik orang itu, jangan mencoba mengganggunya, kita harus yakin bahwa pemiliknya akan datang untuk mengambilnya lagi. Dan hal ini ternyata benar terjadi, walaupun sudah 1 minggu berlalu, akhirnya aku bisa menemukan kembali kaca mataku!
0 Comments
Leave a Reply. |
OUR BLOG
Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini untuk mencari artikel. Categories
All
AuthorHelfia Nil Chalis:
Archives
April 2024
|