Pemerintah Indonesia terpaksa menegosiasi ulang kontrak dengan operator hulu migas karena pertumbuhan kebutuhan gas dalam negeri yang terus bertambah. "Kita meminta mereka mengurangi jumlah ekspor dan meningkatkan pasokan dalam negeri", demikian menurut Jero Wacik, Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) dalam sebuah konferensi pers baru-baru ini. Setidaknya ada dua proyek gas hulu yang akan mengalokasian 40% produksinya untuk pasar dalam negeri, lebih tinggi dari angka 25% yang dipatok dalam undang-undang migas tahun 2001. Platts melaporkan bahwa SKK Migas sudah menyetujui rencana pengembangan Lapangan gas Lepas-pantai Jangkrik di Blok Muara Bakau yang dioperasikan oleh Eni, sebuah perusahaan migas Itali yang beroperasi di Indonesia. Lapangan gas ini dijadwalkan mulai beroperasi tahun 2015. Sekitar 40% produksinya akan diperuntukkan pembeli dalam negeri dengan harga $9 / MMBtu. SKK Migas juga sudah menyetujui rencana BP membangun 3.8 juta ton pertahun Train-3 LNG Tangguh di Papua, yang akan menyediakan 40% produksinya untuk kebutuhan pasar dalam negeri. Menurut Jero Wacik, gas dari Lapangan Gas Jangkrik di Selat Makasar yang dioperasikan oleh Eni akan menghasilkan 14 LNG cargo ke pasar dalam negeri tahun 2016, 18 LNG cargo pertahun tahun 2017 - 2022, tujuh LNG cargo tahun 2023 dan empat LNG cargo tahun 2024 - 2025. Gas dari lapangan ini akan diolah di LNG Badak Bontang, Kalimantan Timur. Sementara itu Pengembangan Eksplorasi Laut Dalam Indonesia oleh Chevron Amerika di Selat Makasar diharapkan akan memasok 50 LNG cargo pertahun pada 2017 - 2019, 30 LNG cargo tahun 2020 - 2021, 16 LNG cargo tahun 2022 dan 10 LNG cargo tahun 2023. Demikian menurut Jero Wacik. Gasi ini juga akan diolah di LNG Badak Bontang, Kalimantan Timur.
Catatan: 1 LNG cargo = 125.000 m3 atau 57.500 ton. Helfia Nil Chalis. Helfia Store. Helfia Network.
0 Comments
Leave a Reply. |
OUR BLOG
Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini untuk mencari artikel. Categories
All
AuthorHelfia Nil Chalis:
Archives
April 2024
|