Ringkasan kisah serial 2: Seorang narapidana yang sejak kecil hidup tanpa agama masuk penjara di Penjara Clemens dan dipindahkan ke Penjara Hughes. Perkenalannya dengan seorang pemuda membuatnya tertantang belajar bahasa Arab. Lihat di sini selengkapnya. Saya bertekad belajar bahasa Arab hanya untuk membuktikan kepada teman saya itu bahwa saya bisa. Dia mengajarkan kepada saya huruf-huruf Arab dan dalam waktu 20 menit saya sudah bisa menghapalnya. Perasaan senang karena keberhasilan itu luar biasa rasanya. Ketika melihat saya sudah bisa menghapalnya dia memberi saya daftar kata-kata yang saya harus pelajari sambil mengira bahwa saya tidak mungkin sanggup. Saya tidak menyalahkan dia karena berpikiran seperti itu - saya tahu bahwa saya pun juga berpikiran sama. Setelah mempelajari daftar kata-kata itu, saya berpikir bahwa saya memerlukan cara lain untuk belajar bahasa Arab. Saya sama sekali tidak menyangka kalau keputusan saya berikutnya akan mengubah hidup saya selamanya. Atas kemauan saya sendiri (atau mungkin juga terinspirasi), saya memutuskan meminta seorang muslim bernama Fahim sebuah salinan Al Qur'an, kitab suci umat Islam, agar saya bisa belajar bahasa Arab. Fahim berkata: "Atas kehendak Allah - kamu akan menjadi seorang muslim." Saya pikir tidak mungkinlah tetapi saya tetap berterimakasih kepadanya. Selanjutnya saya mencoba membaca tulisan Arab di dalam Al Qur'an. Selagi saya membacanya, beberapa perintah dan cerita dalam tulisan Qur'an menarik perhatian saya. Perintah dan cerita itu menyentuh hati saya dengan cara yang sulit untuk digambarkan dengan kata-kata, dan setelah beberapa bulan mempelajarinya, saya katakan kepada Fahim bahwa saya sedang berpikir untuk memeluk agama Islam. Dia menyemangati saya dan memberikan berbagai nasihat. Dalam mempelajari Qur'an itu saya membayangkan tingkah-laku tiga bersaudara Yakub, Wadi dan Karim. Tiga bersaudara inilah yang telah bertahan dari kebrutalan dan keputus-asaan hidup di penjara selama berpuluh tahun dan masih saja mereka menahan kepala mereka tetap tegak dengan pengetahuan bahwa semuanya berada dalam genggaman Allah. Tak perduli apapun yang diperbuat orang terhadap mereka, mereka memelihara keyakinannya dengan doktrin bahwa tidak ada daya dan upaya kecuali kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa yang sebenarnya, Allah. Jadi dengan pikiran seperti inilah saya melanjutkan perjalanan hidup.
Pertahanan terakhir bobol pada malam Jumat. Besok paginya saya seharusnya mengambil paket selundupan ilegal yang saya sudah tunggu-tunggu sejak lama. Ketika saya duduk di depan rumah malam itu, saya memutuskan untuk membaca Qur'an. Ketika saya buka bukunya, kata-kata dari sebuah ayat menarik perhatian saya, Surah 3 (Ali Imran) ayat 103: "....... dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk." Ayat ini mengguncang jiwa saya sehingga saya memutuskan untuk tidak pergi ke tempat rapat saya pagi harinya. Keesokan harinya, orang yang seharusnya saya temui ditahan. Saya demikian terkejut, sehingga melakukan sesuatu yang tidak pernah saya lakukan sejak kecil: berdoa. Saya memutuskan kemudian di sana bahwa saya ingin menyerahkan seluruh hidup saya untuk melakukan hal-hal yang baik dan menyenangkan Tuhan. (bersambung)....
0 Comments
Leave a Reply. |
OUR BLOG
Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini untuk mencari artikel. Categories
All
AuthorHelfia Nil Chalis:
Archives
April 2024
|