Anak muda yang pertama menolak untuk menerima tantangan sang raja. Dia hidup aman dan meninggal dunia tanpa sempat menikah. Anak muda yang kedua menyewa konsultan untuk melakukan analisa resiko. Para konsultanpun mengumpulkan semua data yang ada tentang putri cantik dan populasi harimau. Mereka mendatangkan peralatan canggih untuk mendengarkan auman harimau dan mendeteksi aroma parfum. Mereka mengisi check-list dan menganalisa keengganan anak muda itu dalam hal mengambil resiko. Tentu saja ini membutuhkan uang banyak dan butuh waktu yang lama. Anak muda itu berpikir kalau harus melakukan itu semua, dia keburu tua dan tidak bisa menikmati menikahi sang putri cantik. Akhirnya dia meminta saran kepada konsultan tindakan apa yang harus dia ambil. Sesuai saran konsultan sang anak muda kemudian membuka pintu yang paling aman sesuai arahan konsultannya tetapi langsung diterkam oleh harimau lapar yang tiba-tiba keluar dari pintu itu. Tahukah Anda apa yang dilakukan oleh anak muda yang ketiga? Lanjutkan dengan mengklik link "Read more" berikut. Anak muda yang ketiga memutuskan untuk berlatih bagaimana menangani harimau yang lapar.
Silahkan disimak moral dari kisah ini sebagai berikut: Ketiga anak muda ini mewakili kita semuanya. Harimau lapar adalah bahaya yang selalu ada dalam industri migas. Putri cantik adalah manfaat dari industri migas terhadap kemanusiaan. Seperti halnya anak muda yang pertama, masyarakat bisa saja menghindar tidak berhubungan dengan industri migas. Tetapi kehilangan kesempatan untuk merasakan manfaat dari industri migas. Sedangkan anak muda yang kedua mencerminkan sebagian dari kita yang mungkin akan mencoba melakukan analisa resiko dan membuka pintu yang paling aman, tetapi kita tidak pernah bisa benar-benar meyakini bahwa penilaian kita tepat dan bahwa kecelakaan tidak akan terjadi. Apabila memungkinkan, kita mesti mencoba seperti anak muda yang ketiga, yaitu merubah situasi kerja dan memilih desain dan metoda kerja yang bisa meminimalkan bahaya. Contoh ini juga menggambarkan pentingnya kita selalu menyandarkan diri pada bantuan Tuhan Yang Maha Kuasa. Jangan pernah kita hanya mengandalkan kemampuan diri sendiri. Lakukanlah apa yang bisa anda lakukan dengan sekuat daya dan upaya, selanjutnya tundukkanlah kepala dan hati kita, disertai pengakuan atas kekuasaan Tuhan Maha Pencipta atas diri kita. Berdo'alah untuk keselamatan dan keberkahan dari apa yang kita lakukan. Dikutip dari: Process Plants - A handbook for Inherently Safer Design, Trevor Kletz & Paul Amyotte. 2010 by Taylor and Francis Group, LLC, halaman 27. Helfia Nil Chalis, www.helfia.net, ChalisHomeBiz.Com
0 Comments
Leave a Reply. |
OUR BLOG
Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini untuk mencari artikel. Categories
All
AuthorHelfia Nil Chalis:
Archives
April 2024
|