Dulu ketika saya masih sering menggunakan jasa bus kota di Jakarta rasanya pernah atau mungkin sering mendengar umpatan kernet bus atau sopir yang kira-kira seperti ini: "Eh lu...minggir !! Apa lu sudah bosan hidup?!". Bosan hidup sepertinya telah menjadi sebuah ungkapan yang bermakna gurauan saja ketika itu. Beberapa waktu yang lalu tiba-tiba dalam sebuah obrolan ringan seorang teman menyeletuk: "Tiap hari kok kerja terus, bosan ya rasanya! Kamu pernah merasa bosan gak?". Agak kaget menerima pertanyaan seperti itu. Rasanya asyik-asyik saja dengan kesibukan kerja setiap hari. Memang sih kadang ada yang membuat jengkel tetapi secara umum gairah kerja baik-baik saja. Kejadian ini membuat saya merenung tentang apa yang bisa menyebabkan seorang merasa jenuh dan bosan. Hidup ini memang selalu berulang dan berulang lagi. Ini mungkin salah satu faktor pemicu kebosanan. Tetapi hal paling mendasar bagi saya adalah ketika seorang sudah kehilangan makna dan tujuan hidup maka sejak saat itu pelan tapi pasti orang itu akan dihinggapi "penyakit bosan hidup". Kita bisa saja berinovasi melakukan berbagai hal secara bervariasi untuk menghindari kebosanan dalam hidup, namun itu semua punya keterbatasan. Tanpa kemampuan memaknai dan menetapkan tujuan hidup maka cepat atau lambat kita akan bosan hidup. Kalau begitu apa makna dan tujuan hidup sebenarnya? Apakah bekerja mencari uang sebanyak-banyaknya, punya harta, istri dan anak-anak itulah tujuan hidup? Seandinya itulah tujuan hidup maka betapa sia-sianya hidup ini karena uang, harta, istri dan anak-anak semua akan kita tinggalkan atau meninggalkan kita menjelang akhir hayat kita. Agama yang saya yakini kebenarannya mengajarkan bahwa hidup ini sejatinya adalah ujian dari Sang Maha Pencipta terhadap diri kita masing-masing agar kelak kita akan mendapatkan ganjaran yang tepat sesuai dengan amalan kita. Kitapun akan dibedakan berdasarkan amalan kita di dunia ini. Sang Maha Pencipta bersifat Maha Pengasih dan Maha Penyayang sekaligus juga Maha Adil. Dengan sifat Maha Pengasih dan Maha Penyayang-Nya, Dia memperingatkan kita akan sejumlah aturan yang harus kita patuhi dengan maksud agar kita hidup bahagia di dunia dan bisa meraih kemuliaan di akhirat. Dengan sifat Maha Adil Nya, Dia juga memperingatkan kita tentang akan adanya Pengadilan Besar. Dia juga mengirimkan malaikat yang ditugasi Nya mencatat amal baik dan amal buruk setiap diri kita masing-masing tanpa ada yang terlewatkan walau sebesar inti atom sekalipun. Setiap sel tubuh kita akan menjadi saksi dalam Pengadilan Besar atas diri kita di hadapan Sang Maha Pencipta. Tanpa kasih sayang dan keadilan Nya, dunia ini pasti musnah dalam sekejap karena perilaku manusia. Dengan sifat Maha Adil Nya, Dia tidak membiarkan mereka yang berperilaku merusak dan kelewat batas tanpa mendapatkan balasan di dunia. Untuk itulah Dia menetapkan aturan main di dunia ini yang telah Dia tetapkan sejak awal kejadiannya. Semua ketentuan ini telah dicatat dalam sebuah kitab bernama "Lauful Mahfuz". Inilah yang selalu dipelajari manusia dan kita menamakannya dengan "Hukum Alam", "Law of Nature" yang sejati Nya adalah aturan main bagi siapapun di dunia ini yang telah ditetapkan Sang Maha Pencipta. Dia telah berjanji tidak akan merubahnya sampai kapanpun dan Dia Maha Menepati Janji Nya. Maka itu waspadailah perasaan bosan hidup dengan cara memaknai hidup ini secara tepat dan mengisinya sejalan dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Sang Maha Pencipta. Wallahualam.
0 Comments
Leave a Reply. |
OUR BLOG
Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini untuk mencari artikel. Categories
All
AuthorHelfia Nil Chalis:
Archives
April 2024
|