Ini Semua akan BerlaluSeorang ahli syukur bernama Pak Syakirin terkenal sangat dermawan dan senang menjamu para musafir yang berkunjung di kampungnya. Salah seorang musafir menjadi sahabat dekat Pak Syakirin dan banyak belajar tentang hikmah kehidupan. Setiap melalui kampung ini sang musafir selalu menyempatkan diri mengunjungi Pak Syakirin untuk sekedar berbincang-bincang sambil menimba ilmu dari Pak Syakirin yang juga sangat ramah dan senang membagi ilmunya.
Lima tahun berselang, sang musafir kembali berkunjung ke desa Pak Syakirin dan merekapun berbincang-bincang seperti biasanya. Sang Musafir: "Bagaimana Pak Syakirin sekarang bisa kaya raya seperti ini?". Pak Syakirinpun bercerita tentang apa yang dia lakukan setelah mereka berpisah sekian lama. Pak Syakirin: "Tapi ini semua akan berlalu." Beberapa tahun setelah itu, ketika sang musafir kembali ke desa Pak Syakirin, didapatinya Pak Syakirin sedang jatuh miskin. Bahkan Pak Syakirin sekarang bekerja kepada Pak Hambali. Pak Hambali bercerita kepada sang musafir betapa Pak Syakirin ini sangat rajin dan masih tetap pemurah. Pak Syakirin masih saja menjamu siapapun musafir yang datang ke kampung mereka. Sang Musafir: "Pak Syakirin, bagaimana kok sekarang menjadi miskin begini?". Pak Syakirinpun bercerita mengenai bisnisnya yang dilanda musibah sehingga dia jatuh bangkrut. Pak Syakirin: "Tapi ini semua akan berlalu". Sang musafirpun teringat dengan perbincangan mereka setiap kali bertemu dan sekarang baru dia mengerti maksud perkataan Pak Syakirin waktu itu. Tujuh tahun kemudian sang musafir kembali lagi ke kampung Pak Syakirin. Tetapi kali ini dia tidak ketemu Pak Syakirin. Setelah tanya sana sini, tahulah dia bahwa Pak Syakirin sudah meninggal dunia. Sang musafirpun berziarah ke kuburan Pak Syakirin. Didapatinya batu nisan di kuburan Pak Syakirin bertuliskan: "Ini semua akan berlalu". Kali ini sang musafir merasa heran. Apa maksudnya tulisan di batu nisan Pak Syakirin ini. Bagaimana kuburan bisa berlalu juga. Tak lama berselang, terjadi banjir bandang di kampung Pak Syakirin dan kuburan itupun lenyap. Pertemanan sang musafir dengan Pak Syakirin menjadikan dia mengerti betul bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini. Bahkan kuburanpun bisa lenyap. Sang musafir suatu ketika memutuskan untuk menetap dan tidak mengembara lagi dari satu tempat ke tempat lain. Di tempat ini dia dikenal sebagai orang yang paling bijak tutur kata dan tindakannya. Suatu ketika Raja mengirim utusan untuk meminta satu kalimat diukirkan di atas cincin yang akan menjadi pengingat Raja apabila sedang dilanda masalah. Cincinpun ditulisi kalimat yang diberikan oleh sang bekas musafir dan diserahkan kepada Raja. Raja kebetulan sedang menghadapi masalah sangat serius dan gelisah luar biasa. Sang Raja membaca tulisan di atas cincin yang barusan diserahkan sang utusan. Sang Raja serta merta merasa lega dan tersenyum ceria. Anda tentu sudah tahu apa tulisan di atas cincin sang Raja. "Ini semua akan berlalu". Begitulah sepenggal kisah yang mengingatkan kita tentang dunia fana. Tidak ada sesuatupun di dunia yang abadi. Cerita ini disadur dari Ceramah Jum'at di Mesjid LNG Site Tangguh oleh Ustd. Faralian Poerdjono. Bintuni, Jum'at, 28 September 2012 Helfia Nil Chalis [email protected]
2 Comments
ali mahmudi
9/28/2012 06:05:45 pm
Subhanallah... khotbah hari jumat kemaren ya pak?
Reply
Leave a Reply. |
OUR BLOG
Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini untuk mencari artikel. Categories
All
AuthorHelfia Nil Chalis:
Archives
April 2024
|