Pengoperasian Waste Water Treatment di LNG TangguhDi awal operasi LNG Tangguh, team Laboratory yang waktu itu masih bergabung dengan team Operation mengingatkan tingginya kandungan Phenol dan Chemical Oxygen Demand (COD) dari buangan air terproduksi (Produced Water) sehingga harus dilakukan pengolahan lebih lanjut sebelum dapat dibuang ke laut untuk memenuhi standar baku mutu sesuai dengan peraturan Pemerintah. Agar bisa melanjutkan start-up Train-1 dan Train-2, terpaksa dilakukan rekayasa setempat sehingga air buangan ini bisa memenuhi baku mutu lingkungan. Beruntung waktu itu masih ada fasilitas pengolah limbah air buangan domestik (STP) di fasilitas tempat tinggal sementara pekerja proyek konstruksi. Team Engineering bekerjasama dengan Operation dan Kontraktor KJP berhasil merubah fungsi pengolah limbah air buangan domestik ini menjadi pengolah air terproduksi sehingga memenuhi standar limbah lingkungan hidup yang ditetapkan pemerintah pada titik buangannya. Start-up kilang Train-1 dan Train-2 pun bisa dilanjutkan.
Sejalan dengan itu dimulailah pembangunan unit Waste Water Treatment (WWT) yang permanen. Barulah diawal tahun 2011 unit WWT ini beroperasi, sehingga unit pengolah air terproduksi sementara (STP) bisa dihentikan dan dikembalikan kepada fungsi aslinya untuk mengolah limbah air buangan domestik. Pengoperasian WWT ternyata memerlukan dukungan koordinasi yang baik lintas seksi. Demikian kompleks keterkaitan satu parameter dengan lainnya sehingga OneTeamTangguh harus duduk sama-sama setiap pagi jam 7.00 untuk menganalisa apa yang terjadi dengan para bakteri pengolah limbah. Contohnya beberapa waktu yang lalu di bulan Agustus 2012, kandungan COD naik cukup tinggi meskipun masih memenuhi standar mutu limbah. Diyakini penyebab COD naik di pertengahan bulan ini adalah akibat Tri Ethylene Glycol (TEG) yang digunakan untuk uji tekanan perpipaan di offshore selama pekerjaan "wireline" di VRB. Berhari-hari bakteri pengolah air terproduksi di WWT 'mabuk' TEG. COD sulit dikendalikan, demikian juga kandungan ammonia naik melebihi ambang batas. Untuk mengatasinya kita putuskan untuk mengurangi aliran gas dari pipeline VRB dan mengalihkannya dari pipeline VRA guna memulihkan kondisi bakteri di WWT. Pengurangan gas dari VRB dan penambahan gas dari VRA tidak serta merta bisa menurunkan kadar ammonia, tetapi perlu waktu dua minggu untuk pulih kembali. Ini disebabkan jumlah air terproduksi dari VRA rendah karena pada saat yang bersamaan produksi Train-1 harus diturunkan ke 800 m3/jam (normalnya 1200 m3/jam) dan Train-2 harus dihentikan sehubungan dengan masalah di LNG Loading Line Tangki-1. Akibatnya air terproduksi dari VRA yang bebas TEG tidak cukup banyak untuk mengencerkan kandungan TEG yang berasal dari VRB dengan cepat. Selain itu rendahnya aliran air terproduksi dari pipeline, karena Train-1 yang beroperasi dengan laju produksi yang rendah (800 m3/jam), juga memberikan masalah tersendiri dengan kadar COD yang rendah. Bakteri dalam WWT memerlukan tambahan nutrisi lain dalam kondisi seperti ini. OneTeamTangguh memutuskan untuk menambahkan gula daripada menambah urea, karena urea mengandung ammonia sehingga kurang menguntungkan untuk mengatasi offspec ammonia dalam air keluaran WWT. Tentu saja, sesuai dengan prosedur, sebelum menerapkan perubahan ini harus dikaji lebih dulu segala resikonya melalui Management of Change (MOC). Dilakukan test di Laboratory untuk memastikan bakteri memang berkembang baik dengan penambahan gula sebagai nutrisi. Setelah kajian selesai, penambahan gula dilaksanakan dan terbukti berhasil untuk menopang kelangsungan hidup bakteri pada saat aliran air terproduksi dari offshore sangat rendah, misalnya selama TAR-3 baru-baru ini. Begitulah, koordinasi yang baik sangat diperlukan dan ini semua didiskusikan dalam setiap pertemuan pergantian shift di pagi hari dan sore jam 6. Demikian rumit, sehingga terkadang memerlukan inovasi seperti dengan penambahan gula sebagai pengganti air terproduksi untuk meningkatkan COD dalam air umpan WWT. Teman saya Poerwoko, Manager Logistik, tertawa lucu sewaktu saya minta diambilkan gula 1 kwintal untuk pabrik di WWT. Bintuni, 17 November 2012 Ditulis oleh Helfia Nil Chalis www.helfia.net Sumber: Catatan pribadi
0 Comments
Leave a Reply. |
OUR BLOG
Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini untuk mencari artikel. Categories
All
AuthorHelfia Nil Chalis:
Archives
April 2024
|