Pelatihan Teknik Bertahan Hidup di Laut Beberapa waktu yang lalu ketika masih liburan ada pemberitahuan dari Training Section bahwa saya harus mengikuti "Basic Sea Survival Training". Saya jadi ingat bahwa ternyata sudah lebih 5 tahun yang lalu ketika saya mendapatkan sertifikat "Sea Survival Training" dari JOTC sebuah Training Center di Jakarta yang mengkhususkan melatih pekerja offshore teknik survival di laut. Saya masih ingat ketika pelatihan itu kami terjun ke kolam renang yang dingin airnya dengan kedalaman 2 meter. Dimulai dengan training dalam kelas tentang dasar-dasar penyelamatan diri di tengah laut. Kemudian praktek di kolam renang. Kami diminta satu persatu mempraktekkan cara memasang pelampung dan penggunaannya. Kemudian satu persatu juga diminta lompat dari ketinggian 4 meter dengan teknik yang sudah diajarkan yaitu satu tangan menutup hidung dan satunya lagi menahan agar tidak terlepas dengan berpegangan pada pelampung. Melompat dari ketinggian 4 meter sudah cukup membuat beberapa teman gentar dan tidak sanggup melanjutkan. Ketika masih di bawah saya merasa ketinggian 4 meter tidak seberapa tinggi, tetapi setelah berada di sana dan siap untuk melompat sempat muncul rasa panik sesaat. Ternyata dari atas kalau melihat ke bawah cukup mengerikan. Apalagi kalau sempat pikiran dipenuhi dengan sangkaan negatip. Rasa takut dan panik cepat sekali mempengaruhi. Untung saya masih bisa menguasai diri dengan berkonsentrasi mengingat teknik yang sudah diajarkan. Kemudian mata memandang lurus ke depan dan mulai melangkah. Setelah melompat, kaki kanan segera dilipat merapat ke kaki kiri. Berbeda dengan waktu itu, kali ini pelatihannya hanya di dalam kelas dan peragaan saja tanpa praktek langsung di kolam renang. Namun berbekal pelatihan sebelumnya, pelatihan dengan metoda class room ini sudah cukup bagi saya mengingat kembali apa yang pernah diajarkan sebelumnya. Misalnya mengapa kaki harus dilipat ketika melompat dari ketinggian, yaitu agar bagian vital bisa terlindungi selain agar pusat gravitasi tepat di tengah2 tubuh kita. Saya juga bisa mengerti bahwa kalau untuk marine, 'rescue boat' nya sudah lengkap dengan atap tetapi dasarnya menempel ke permukaan laut sehingga kalau malam kita perlu pompa dengan udara agar tidak kedinginan. Berbeda dengan 'rescue boat' untuk aviation yang lebih besar dan atapnya harus kita pasang sendiri, tetapi dasarnya tidak menempel ke permukaan laut jadi terhindar dari kedinginan.
Ancaman bahaya di laut yang terburuk adalah apabila kondisi kapal tidak bisa diselamatkan dan penumpang harus evakuasi ke dalam laut. Meskipun setiap kapal atau boat dilengkapi dengan rakit penyelamat, tetapi penumpang dituntut untuk mengerti penggunaannya. Kami diajarkan cara mengembangkannya, bagaimana membalikkannya kalau posisi rakit terbalik dan bagaimana bertahan hidup di air. Salah satu kondisi yang bisa mengancam keselamatan jiwa adalah kedinginan atau hypothermia. Kondisi ini mulai terlihat gejalanya ketika suhu badan turun di bawah 35 Celcius. Dimulai dengan gejala menggigil, lemas dan pusing, halusinasi, tidak sadar, sampai kepada gejala-gejala jantung berhenti bekerja. Kiat-kiat untuk mengurangi agar tidak cepat kedinginan adalah hemat tenaga (cari lokasi yang aman dan biarkan mengapung), posisi meringkuk untuk mengurangi pelepasan panas tubuh, berkumpul dengan dengan yang lain, tetap memakai pakaian dan sepatu, tetap memakai pelampung, dan tentunya kalau memungkinkan segera keluar dari dalam air (gunakan rakit penyelamat atau lainnya). Kita memang tidak mengharapkan terjadi kecelakaan dalam perjalanan dengan 'boat' dari Babo ke LNG Site Tangguh, tetapi kita tetap perlu mempersiapkan segala kemungkinan terburuk agar tetap bisa bertahan hidup sampai datang pertolongan. Menurut instruktur, selain bekal pengetahuan juga sangat penting adalah karakter berupa kemauan untuk bertahan hidup karena sangat menentukan apakah seseorang bisa 'survive' atau tidak dalam suatu musibah atau kecelakaan. Helfia Nil Chalis. Bisnis Internet. Helfia Store.
0 Comments
Leave a Reply. |
OUR BLOG
Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini untuk mencari artikel. Categories
All
AuthorHelfia Nil Chalis:
Archives
April 2024
|