TANGGUH LNG, PAPUA
Working for BP Indonesia Tangguh LNG
After about 22 years working for PT Badak NGL, Bontang, East Kalimantan, I decided to take the offer from BP Indonesia to start a new career as an Operation Manager of Tangguh LNG Plant. It was in March 2006 when I had the interview. I started my career at BP Indonesia in August 2006. At that time Tangguh LNG facility was still under construction.
Setelah 22 tahun bekerja di PT Badak NGL, Bontang, Kalimantan Timur, saya menerima tawaran dari BP Indonesia untuk memulai sebuah karir baru sebagai Operation Manager Kilang LNG Tangguh. Tepatnya bulan Maret 2006 ketika saya diinterview. Saya memulai karir saya di BP Indonesia pada bulan Agustus 2006. Pada waktu itu Kilang LNG Tangguh masiha dalam masa konstruksi. |
Saya berkantor di Gedung Arkadia, Jakarta di mana saya mulai membangun Operation Readiness Plan. Saya mulai dengan mengembangkan organization capability dan membantu team lainnya dengan hal-hal yang berkaitan dengan operasi LNG.
Pengalaman saya selama 22 tahun di Kilang LNG Badak sangatlah berguna. Kami merekrut operator-operator berpengalaman dari kilang-kilang LNG lain seperti LNG Badak, Qatar, Rasgas, dan Arun. Kami juga merekrut mereka yang dari industri petrokimia. Kebanyakan dari mereka berasal dari kawasan industri Cilegon dan beberapa lagi dari Jawa Timur, Petrokimia Gresik dan Pabrik Pembangkit Listrik Paiton. Kami juga menerima operator yang baru lulus S1 untuk dimagangkan di Kilang LNG Badak selama 2 tahun.
When we have Team Leaders and Supervisors onboard, we started developing operating procedures. Deployment to LNG Site Tangguh was started in March until July 2007. At this time, commissioning has just been started. Operation team was involved intensively in the commissioning activities such as piping internal cleanliness inspections, leak testing, instrument check. The start-up was delayed due to Alphacon valves which were found had casting problem on the body. We replaced 1600 valves in 6 months. BP must sourced-out the replacement valves from all over the world and sent them by military airplane Antonov.
Begitu kami sudah memiliki Team Leader dan Supervisor, kami mulai membuat operating procedure. Pemindahan ke Site LNG Tangguh dimulai pada bulan Maret sampai Juli 2007. Pada waktu itu, commissioning baru saja dimulai. Team Operation dilibatkan secara intensif dalam kegiatan-kegiatan commissioning seperti inspeksi kebersihan internal piping, leak testing, instrument check. Start-up tertundak karena kerangan Alphacon ditemukan ada masalah porosity di body nya. Kami mengganti sejumlah 1600 kerangan dalam waktu 6 bulan. BP harus mendatangkan kerangan-kerangan pengganti dari seluruh penjuru dunia dan mengirimnya dengan pesawat militer Antonov.
If you are interested to learn more about how we build Tangguh LNG Operation team, just go to "Our Blog" or search using keyword: "Building Tangguh LNG Operation Team".
Jika anda tertarik mempelajari lebih jauh tentang bagaimana kami membangun Operation Team LNG Tangguh, silahkan kunjungi halaman "Our Blog" atau gunakan fasilitas searching dengan keyword: "Building Tangguh LNG Operation Team".
First Deployment to LNG SiteStarting in March 2007, the first operation team was deployed to LNG site. They are the gas supply, offshore team. The assignment was to liase with construction, drilling, and well completion team during the platforms construction, drilling and hook-up campaigns.
Mulai bulan Maret 2007, team operation pertama dikirim ke LNG site. Mereka adalah team offshore, gas supply. Tugas mereka adalah liase dengan team konstruksi, drilling dan well completion selama platform dalam konstruksi, drilling dan hook-up campaign. In July 2007, all operation team started deployment to LNG site. The construction was at peak during this time. It increased from 7.000 personnel on board (POB) to 10,000 POB in December 2007. Pada bulan Juli 2007, semua team operation mulai dikirim ke LNG site. Konstruksi sedang pada puncak kesibukannya pada saat itu. Jumlah orang di site (POB) melonjak dari 7.000 orang menjadi 10.000 orang di bulan Desember 2007. The Dormitory was still under construction. The completion delayed till March 2008. Operation team had to stay at temporary buildings which was called "Blue Sky". Dormitory atau "Hotel" tempat tinggal kami nantinya selama masa operasi saat itu masih dalam konstruksi. Penyelesaiannya tertunda sampai bulan Maret 2008. Team Operation harus tinggal di cabin temporary yang dijuluki dengan "Blue Sky". The mess hall was a big temporary building to accommodate almost 5,000 people lunch or dinner at the same time. One can imagine how difficult to provide good quality lunch or dinner menus. Often people just skip dinner by taking instant noodles to the room and cook it at the temporary barrack room. Kantinnya disiapkan di sebuah bangunan temporary yang besar sehingga bisa memuat hampir 5.000 orang untuk makan siang atau makan malam pada saat bersamaan. Bisa dibayangkan sulitnya menyediakan makanan dengan kualitas yang baik untuk menu makan siang atau makan malam. Sering kali mereka tidak makan malam, cukup makan mi instant di kamar atau masak sendiri. |
Early Life of Tangguh LNG Plant

This picture was taken from Perwira Perkasa Barge at Bintuni Bay, West Papua during well hook-up campaign of VRB platform on November 6, 2007. The two platforms (VRA and VRB) were built for Tangguh LNG Plant operated by BP located at Bintuni Bay approximately 16 km north of the LNG site.
Foto ini diambil dari kapal tongkang Perwira Perkasa di Teluk Bintuni, Papua Barat pada waktu well hook-up campaign Platform VRB tanggal 6 November 2007. Kedua platform (VRA dan VRB) dibangun untuk Kilang LNG Tangguh yang dioperasikan oleh BP yang terletak di Teluk Bintuni berjarak sekitar 16 km di utara Site LNG.
Each platform is connected to shore with 24" pipeline having a capacity of 1700 MMSCFD. Tangguh LNG plant is already achieving name plate capacity production in 2011.
Setiap platform dihubungkan ke darat dengan pipa 24" berkapasitas 1700 MMScfd. Kilang LNG Tangguh mencapai kapasitas name plate nya pada tahun 2011.
First Boiler Running

Boiler-A was the first boiler put in service in November, 2007 to support commissioning activities. To supply the fuel gas we use only one well from VRB-1 by pressure pumping. That is we increase pipeline pressure to maximum and we increase again the next day when the pressure had reduced. We have to do this because the fuel gas requirement is still very low.
Boiler-A adalah boiler pertama yang dioperasikan pada bulan November 2007 untuk mendukung kegiatan-kegiatan commissioning. Untuk memasok fuel gas kami menggunakan satu well saja yaitu dari VRB-1 dengan cara pressure pumping. Tekanan pipa dinaikkan ke maksimum dan dinaikkan lagi keesokan harinya ketika tekanannya sudah turun karena digunakan sebagai bahan bakar. Kami harus melakukan cara ini karena kebutuhan fuel gas masih sangat rendah.
There is other risk we must manage because of this low consumption of fuel gas. The feed gas flow is so low that there was considerable amount of liquid accumulation along the pipeline. As gas travels through the pipeline under the sea, it gets cooled forming liquids. So, we did a sweeping using pigging.
Ada resiko lain yang kami harus kelola disebabkan rendahnya pemakaian fuel gas. Aliran feed gas demikian rendahnya sehingga terjadi penumpukan cairan di dalam pipa. Hal ini disebabkan pendinginan gas ketika mengalir di bawah laut dan terkondensasi. Dengan demikian kamipun melakukan 'sweeping' dengan menggunakan pigging.
First Operation of Employee Dormitory

March 15, 2008 was the date when we first occupied the Dormitory, the Central Building (Mess Hall), and the Administration Building (Office).
Tanggal 15 Maret 2008 adalah saat pertama kali kami menempati Dormitory, Central Building (Mess Hall) dan Administration Building (Office).
This photo was taken during a courtesy dinner held by Tangguh LNG General Manager with the Contractor, KJP Management and BP Construction Team.
Foto ini diambil saat jamuan makan malam oleh General Manager LNG Tangguh dengan Kontraktor, Manajemen KJP (Kellog JGC Pertafiniki Joint Venture) serta BP Construction Team.
The Central Building

Fitness center is available at the Central Building nearby the Dormitory.
Pusat kebugaran tersedia di Central Building di dekat Dormitory.
Next to this room is recreation room where people can play bilyard, singing karaoke or watching television.
Berdekatan dengan ruangan ini ada ruang rekreasi di mana pekerja bisa main bilyar, berkaraoke atau menonton televisi bersama.
First Gas Brought into Tangguh LNG Site

It was May 19, 2008 at around 03:43 am when gas from VRB safely brought into the Tangguh LNG Site located south the Bintuni Bay.
Pada tanggal 19 Mei 2008 sekitar jam 03:43 pagi gas dari VRB dikirim dengan aman ke site LNG Tangguh yang terletak di selatan Teluk Bintuni.
The gas was sent to the Wet Flare before it was used to support commissioning activities. First usage of the gas is for boiler fuel. Next it will be required for solo run and N2 run of Gas Turbine of Train-1.
Gas ini juga dikirim ke Wet Flare sebelum digunakan untuk mendukung kegiatan-kegiatan commissioning. Penggunaan pertama gas ini adalah untuk menjadi fuel gas bagi boiler. Setelah itu gas ini digunakan juga untuk melakukan solo run dan N2 run turbin gas dari Train-1.
It was in March 2005 when the Government of Indonesia gave the go ahead for Tangguh LNG Project at Bintuni Bay, West Papua. The name is taken from the Indonesian word for "resilient and strong". Tangguh is located around seven hours flight from Jakarta to the east. BP Indonesia is the operator of Tangguh LNG with 37.16% interest in the project, under a production sharing contract with BPMIGAS (Indonesia's regulatory body for oil and gas upstream activities, now SKKMIGAS).
Pada bulan Maret 2005 Pemerintah Indonesia memberikan ijin Proyek LNG Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat. Nama ini diambil dari bahasa Indonesia yang artinya "tahan dan kuat". Tangguh terletak sekitar tujuh jam penerbangan dari Jakarta ke timur. BP Indonesia adalah operator LNG Tangguh dengan 37,16% saham dalam proyek ini, dalam sebuah skema kontrak bagi hasil dengan BPMIGAS (Badan Pengatur kegiatan-kegiatan minyak dan gas upstream, sekarang SKKMIGAS).
The project was planned to be completed in October 2007 with a loan agreement totaling US$3.5 billion. Several international banks were collaborated to finance the development of the LNG plant. Total project costs was US$ 5.5 billion.
Proyek ini direncanakan selesai pada bulan Oktober 2007 dengan dana pinjaman mencapai US$ 3,5 Triliun. Beberapa bank internasional berkolaborasi mendanai pengembangan kilang LNG ini. Keseluruhan proyek memerlukan biaya US$ 5,5 Triliun.
Project location and dimensions
The Project involved the tapping of six fields to extract combined proven reserves of around 14.4 trillion cubic feet of clean gas. Two normally unmanned offshore production platforms located in Bintuni Bay collects gas from the reservoir, then send it through sub-sea pipelines to an LNG processing facility on the south shore. From here, LNG goes to energy markets using LNG tankers. Proyek ini melibatkan pengambilan dari enam lapangan untuk mengeluarkan gabungan reservoir gas terbukti sekitar 14,4 triliun kubik kaki gas bersih. Dua platform produksi yang normally unmanned di Teluk Bintuni mengumpulkan gas dari reservoir ini, kemudian mengirimkannya melalui pipa bawah laut ke fasilitas pemrosesan LNG di pantai sebelah selatannya. Dari sini, LNG dikirim ke pasar energi menggunakan Kapal Tangker LNG. The LNG processing plant consists of two ‘trains’ (the units that purify and liquefy gas), producing at least 7.6 million metric tons of LNG a year. Other facilities at the site includes storage tanks, an LNG tanker loading terminal, as well as maintenance facilities, offices and a personnel accommodation complex. Kilang pemrosesan LNG terdiri dari dua train (unit yang memurnikan dan mencairkan gas), menghasilkan sekurangnya 7,6 juta metrik ton LNG setahun. Fasilitas-fasilitas lain di site termasuk tangki penyimpan, terminal muat LNG, juga fasilitas maintenance, perkantoran dan kompleks tempat tinggal pekerja. |
The Tangguh LNG plant has secured long term LNG sales to four customers, i.e: the Fujian LNG project in China, K-Power Co., Ltd in Korea, POSCO in Korea and Sempra Energy LNG Marketing Corp. in Mexico. Currently the third train LNG project is underway to expand plant capacity to support new sales commitment.
Kilang LNG Tangguh telah mengamankan kontrak penjualan LNG jangka panjang dengan empat pelanggan, yaitu: Proyek LNG Fujian di Cina, K-Power Co. Ltd di Korea, POSCO di Korea dan Sempra Energy LNG Marketing Corp di Meksiko. Sekarang ini train ke tiga sedang dibangun untuk menambah kapasitas kilang guna mendukung komitmen penjualan yang baru.
Sustainable development
The Tangguh LNG Project provided an innovative approach to sustainable development, cultural preservation and biodiversity conservation. From the outset, this huge undertaking had been designed and implemented with a number of key principles in mind: community, partnership, consultation and corporate responsibility.
Proyek LNG Tangguh menyediakan pendekatan inovatif terhadap pengembangan berkelanjutan, pelestarian budaya dan percakapan diversitas biologi. Dari pendekatan ini,
BP Upsteam Magazine Published My Interview in 2010
Majalah Upstream dari komunitas Operations BP Global pernah meminta waktu untuk mewawancarai saya untuk majalah terbitan 4Q 2010. Wawancara dilakukan lewat telepon dan dilanjutkan dengan komunikasi lewat e-mail. Setelah siap mereka mengirimkan kepada saya salinan elektronik majalah tersebut. Artikelnya dimunculkan di halaman 28-29. Jika anda tertarik, silahkan di download di sini.