LNG Expert, Life Inspirations
Beritahu Teman Anda
  • Home
    • Links
    • MY LINK
  • Life Inspirations
    • Psikosomatis
    • Aksi Bela Islam
    • Way of Life
    • Video Arti Kehidupan
    • HelfiaGoOnline.Com
    • Teknik Kimia ITB 77 Berbagi
  • LNG Expert
    • LNG Expert (English)
    • LNG Site Tangguh >
      • Tangguh LNG Site
    • Badak LNG Plant
    • Khusus Member
  • Our Blog
    • Islam
    • Blog Khusus Anggota
    • Forum Kita
  • Jadwal Shalat
  • Guest Comments
  • About me
    • My Family - Keluargaku
    • My son - Putraku
    • My daughter - Putriku
    • Our Grand Children
    • Koleksi Video
    • Kolam Renang

Wujud Cinta Kepada Muhammad Rasulullah SAW yang Hakiki

10/24/2020

0 Comments

 
Picture
Buletin Kaffah No. 164_6 Rabiul Awwal 1442 H/23 Oktober 2020 M

MENEGAKKAN SYARIAH SECARA KAFFAH
WUJUD CINTA KEPADA NABI SAW. YANG HAKIKI  

Salah satu nikmat terbesar yang Allah SWT anugerahkan kepada kita adalah nikmat iman dan Islam. Tanpa nikmat ini, semua bentuk kenikmatan lainnya tak ada artinya. Apalagi di akhirat kelak. Tentu nikmat iman ini harus disyukuri. Caranya, iman harus terus dipertahankan dan dipupuk hingga mencapai keimanan sempurna dan paripurna. Dengan itulah kelezatan iman akan dirasakan di dunia dan di akhirat kelak.

Banyak petunjuk Rasulullah saw. kepada kita agar kita bisa merasakan kelezatan iman. Di antaranya adalah dengan mencintai Allah SWT dan Rasulullah saw. di atas kecintaan kepada segala makhluk; di atas kecintaan pada apa saja selain Allah SWT dan Rasul-Nya. Rasulullah saw. bersabda:

«ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ المَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ»

Ada tiga hal, yang jika ketiganya ada pada siapa saja,  niscaya dia merasakan kelezatan iman: Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai dari selain keduanya; dia mencintai seseorang hanya karena Allah; dan dia benci kembali pada kekufuran sebagaimana dia benci dimasukkan ke dalam neraka (HR al-Bukhari dan Muslim).

Mula Ali al-Qari (w. 1014 H) di dalam Mirqât al-Mafâtîh Syarh Misykât al-Mashâbîh (I/174) menyatakan: “mimmâ siwâhumâ berlaku umum; mencakup yang berakal dan yang tidak berakal berupa harta, kedudukan, syahwat dan keinginan.

Syihabuddin al-Qashthalani (w. 923 H) di dalam Irsyâd as-Sârî li Syarh Shahîh al-Bukhârî (X/95) menyatakan, “Kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya lebih dari kecintaan kepada selain keduanya baik diri sendiri, orangtua, anak, keluarga, harta dan segala sesuatu.”

Ibnu Baththal (w. 449 H) di dalam Syarh Shahîh al-Bukhârî li Ibni Baththal menjelaskan, makna mendapati kelezatan iman adalah menikmati lezatnya taat dan memikul berbagai kesulitan dalam apa yang diridhai Allah SWT dan Rasul-Nya saw., serta mengutamakan hal demikian atas hal-hal dunia karena ingin meraih berbagai kenikmatan akhirat.

Kecintaan hamba kepada Rabb-nya adalah dengan melakukan ketaatan kepada-Nya. Tidak menyalahi-Nya. Demikian juga kecintaan kepada Rasulullah saw.

Wujud cinta kepada Allah SWT dan Rasul-Nya adalah dengan menaati syariah-Nya. Ketaatan pada syariah-Nya harus di atas ketaatan pada selainnya baik tokoh, cendekiawan, ajaran, aturan, paham, hukum, ideologi dan lain-lain.

Cinta tentu tidak cukup dengan kata-kata. Cinta juga tidak cukup hanya berupa komitmen, tetapi kosong tanpa bukti nyata. Klaim cinta itu tentu membutuhkan bukti nyata.

Hasan al-Waraq berkata, “Engkau bermaksiat kepada Allah, sementara engkau mengklaim cinta kepada-Nya. Sungguh orang yang mencinta itu sangat taat kepada yang dicinta.”

Cinta kepada Allah SWT harus dibuktikan secara nyata dengan mengikuti dan meneladani Rasulullah saw., yakni dengan mengikuti risalah yang beliau bawa. Itulah syariah Islam. Allah SWT berfirman:

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah, "Jika kalian benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (TQS Ali Imran [3]: 31).

Imam Ibnu Katsir (w. 774 H) di dalam Tafsîr al-Qurân al-Azhîm menjelaskan ayat ini dengan menyatakan, “Ayat yang mulia ini menetapkan bahwa siapa saja yang mengklaim cinta kepada Allah, sedangkan ia tidak berada di jalan Muhammad saw. (tharîqah al-Muhammadiyyah), maka ia berdusta sampai ia mengikuti syariah Muhammad saw. secara keseluruhan.”

Kecintaan kepada Baginda Nabi saw. tentu harus dibuktikan secara nyata dengan meneladani dan menaati beliau. Imam Syafii (w. 204 H) menyatakan dalam penggalan bait syairnya:

لَوْ كانَ حُبُّكَ صَادِقاً لأَطَعْتَهُ
إنَّ الْمُحِبَّ لِمَنْ يُحَبُّ مُطِيعُ
Andai cintamu benar, niscaya kau taat kepadanya
Sungguh pencinta itu sangat taat kepada yang dia cinta

Meneladani dan mengikuti Baginda Nabi saw. dibuktikan degan menerapkan syariah yang beliau bawa secara keseluruhan. Allah SWT menegaskan bahwa sikap demikian  merupakan bukti kebenaran dan kesempurnaan iman. Allah SWT berfirman:

﴿فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنفُسِهِمْ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا﴾
Demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim atas perkara apa saja yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka atas putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya (TQS an-Nisa’ [4]: 65).

Menjadikan Rasul saw. sebagai hakim sepeninggal beliau adalah dengan menjadikan syariah yang beliau bawa sebagai pemutus segala perkara.  Menjadikan syariah Islam sebagai pemutus segala perkara tidak mungkin terwujud kecuali dengan menerapkan syariah secara nyata untuk mengatur segala urusan masyarakat.

Jadi cinta yang hakiki akan melahirkan ketaatan. Sebaliknya, ketaatan merupakan bukti kecintaan. Klaim cinta kepada Nabi saw. bisa dinilai dusta jika ternyata selain Nabi saw. lebih ditaati daripada beliau, petunjuk Nabi saw. diganti oleh petunjuk selainnya serta hukum-hukum yang beliau bawa ditinggalkan dan diganti dengan hukum-hukum yang lainnya.

Dengan demikian, pernyataan cinta kepada Nabi saw. harus mewujud dalam kecintaan pada syariah Islam. Siapa saja yang tidak suka dengan syariah yang beliau bawa, apalagi berpaling darinya, maka cintanya kepada Nabi saw. adalah dusta. Siapa yang mengaku cinta kepada Nabi saw., tetapi alergi terhadap syariahnya, maka cintanya palsu. Siapa yang mengaku cinta kepada Nabi saw., tetapi ucapannya merendahkan syariah, tindakan dan kebijakannya terjangkiti penyakit islamophobia, maka cintanya bohong meski dia biasa memperingati Maulid Nabi saw. dan mengklaim cinta kepada beliau hingga berbusa-busa.

Orang yang mencintai Nabi saw. tentu tidak akan mencintai siapa saja yang membenci, merendahkan apalagi memusuhi syariahnya. Mustahil siapa yang mencintai Nabi saw., pada saat yang sama, juga mencintai orang yang memusuhi Nabi saw.; memusuhi syariah atau bagian dari syariah yang beliau bawa. Orang yang mencintai Nabi saw. akan tampak aneh jika mendukung dan memuji orang yang memusuhi dan mengkriminalisasi orang yang menyerukan penerapan syariahnya.

Siapa saja yang mencintai Nabi saw. tentu tidak akan merasa nyaman dan tenteram tatkala sunnah beliau—yakni tharîqah, petunjuk dan syariah yang beliau bawa—ditinggalkan dan dicampakkan. Sebaliknya, orang yang benar-benar mencintai Nabi saw. akan berjuang dengan penuh kesungguhan agar syariah Islam dijadikan pedoman dan diterapkan secara nyata di tengah kehidupan.

Jadi, cinta kepada Nabi saw. akan menghasilkan kecintaan pada syariahnya. Kecintaan pada syariahnya tentu akan menghasilkan kerinduan pada penerapannya.  Kerinduan pada penerapan syariah akan melahirkan amal dan perjuangan untuk mewujudkan penerapan syariah secara kâffah.

Semua itu akan menjadi kunci mendapatkan penjagaan dari Allah SWT. Rasul saw. berpesan:

«احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ احْفَظِ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ ... »
Jagalah Allah niscaya Allah menjagamu.  Jagalah Allah niscaya engkau mendapati Allah di hadapanmu... (HR at-Tirmidzi dan Ahmad).

Imam an-Nawawi (w. 676 H) di dalam Syarh al-Arba’în dan Ibnu Daqiq al-‘Ayd (w. 702 H) di dalam Syarh al-Arba’în an-Nawawiyah menyatakan bahwa makna pesan Rasul itu adalah, “Jadilah kamu orang yang menaati Allah, menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.”

Al-Hafizh Ibnu Rajab (w. 795 H) di dalam Jâmi’ al-‘Ulûm wa al-Hikam juga menjelaskan: IhfazhilLâh (Jagalah Allah) maksudnya adalah menjaga hudûd, hak-hak, perintah-perintah dan larangan-larangan-Nya. Menjaga semua itu adalah dengan menaati perintah-perintah Allah, menjauhi larangan-larangan-Nya dan tidak melanggar hudûd (batasan-batasan)-Nya.  

Jadi jika suatu umat atau bangsa tidak menjaga Allah, tidak menjaga hudûd-Nya, menelantarkan syariah-Nya, bahkan memusuhi orang yang memperjuangkan penerapan hudûd dan syariah-Nya, maka Allah tidak akan menjaga umat atau bangsa tersebut. Akibatnya, kerusakan tersebar luas, ketenteraman tak kunjung dirasakan, kemakmuran terus menjadi mimpi, kehinaan melingkupi, keberkahan dijauhkan dan kemurkaan Allah ditimpakan.

Sebaliknya, jika hudûd dan syariah Allah senantiasa dijaga, maka segala perkara akan menjadi baik, ketenangan dan ketenteraman hidup tercapai, kemakmuran bisa dirasakan, kemuliaan didapatkan, keberkahan Allah dilimpahkan dan keridhaan-Nya dicurahkan.

Alhasil, agar mendapat penjagaan Allah SWT secara sempurna, umat Islam harus berjuang untuk mewujudkan penerapan syariah secara kâffah. Penerapan syariah secara kâffah hanya mungkin terwujud dalam institusi Khilafah ‘ala minhâj an-nubuwwah.

WalLâh a’lam bi ash-shawâb.

Hikmah:

Allah SWT berfirman:
﴿وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ﴾
Jika saja penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (ayat-ayat Kami). Karena itulah Kami menyiksa mereka disebabkan perbuatan mereka itu.
(TQS al-A’raf [7]: 96).

Helfia Nil Chalis
www.HelfiaNet.com
www.HelfiaGoOnline.com

0 Comments

Kisah Kemuliaan Akhlak Rasulullah yg Selalu Membuatku Menangis Terharu

10/20/2020

0 Comments

 
Picture
Kisah ini terjadi pada diri Rasulullah SAW sebelum wafat. Rasulullah SAW telah jatuh sakit agak lama, sehingga kondisi beliau sangat lemah.

Pada suatu hari Rasulullah SAW meminta Bilal memanggil semua sahabat datang ke Masjid. Tidak lama kemudian, penuhlah Masjid dengan para sahabat. Semuanya merasa rindu setelah agak lama tidak mendpt taushiyah dr Rasulullah SAW.

Beliau duduk dengan  lemah di atas mimbar. Wajahnya terlihat pucat, menahan sakit yang tengah dilderitanpya.

Kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Wahai sahabat2 ku semua. Aku ingin bertanya, apakah telah aku sampaikan semua kepadamu, bahwa sesungguhnya Allah SWT itu adalah satu2nya Tuhan yang layak di sembah?"

Semua sahabat menjawab dengan suara bersemangat, " Benar wahai Rasulullah, Engkau telah sampaikan kpd kami bahwa sesungguhnya Allah SWT adalah satu2nya Tuhan yang layak disembah."

Kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Persaksikanlah ya Allah. Sesungguhnya aku telah menyampaikan amanah ini kepada mereka."

Kemudian Rasulullah bersabda lagi, dan setiap apa yang Rasulullah sabdakan selalu dibenarkan oleh para sahabat.

Akhirnya sampailah kepada satu pertanyaan yang menjadikan para sahabat sedih dan terharu.

Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya, aku akan pergi menemui Allah. Dan sebelum aku pergi, aku ingin menyelesaikan segala urusan dengan manusia. Maka aku ingin bertanya kepada kalian semua. Adakah aku berhutang kepada kalian? Aku ingin menyelesaikan hutang tersebut. Karena aku tidak mau bertemu dengan Allah dalam keadaan berhutang dengan manusia."

Ketika itu semua sahabat diam, dan dalam hati masing2 berkata "Mana ada Rasullullah SAW berhutang dengan kita? Kamilah yang banyak berhutang kpd Rasulullah".

Rasulullah SAW mengulangi pertanyaan itu sebanyak 3 kali.

Tiba2 bangun seorang lelaki yg bernama UKASYAH, seorang sahabat mantan preman sblm masuk Islam, dia berkata: "Ya Rasulullah! Aku ingin sampaikan masalah ini. Seandainya ini dianggap hutang, maka aku minta engkau selesaikan. Seandainya bukan hutang, maka tidak perlulah engkau berbuat apa-apa".

Rasulullah SAW berkata: "Sampaikanlah wahai Ukasyah".

Maka Ukasyah pun mulai bercerita: "Aku masih ingat ketika perang Uhud dulu, satu ketika engkau menunggang kuda, lalu engkau pukulkan cambuk ke belakang kuda. Tetapi cambuk tsb tidak kena pada belakang kuda, tapi justru terkena pada dadaku, karena ketika itu aku berdiri di
belakang kuda yg engkau tunggangi wahai Rasulullah".

Mendengar itu, Rasulullah SAW berkata: "Sesungguhnya itu adalah hutang wahai Ukasyah. Kalau dulu aku pukul engkau, maka hari ini aku akan terima hal yang sama."

Dengan suara yg agak tinggi, Ukasyah berkata: "Kalau begitu aku ingin segera melakukannya wahai Rasulullah."

Ukasyah seakan-akan tidak merasa bersalah mengatakan demikian.

Sedangkan ketika itu sebagian sahabat berteriak marah pd Ukasyah. "Sungguh engkau tidak berperasaan Ukasyah. bukankah Baginda sedang sakit..

Ukasyah tidak menghiraukan semua itu. Rasulullah SAW meminta Bilal mengambil cambuk di rumah anaknya Fatimah.

Bilal meminta cambuk itu dari Fatimah, kemudian Fatimah bertanya: "Untuk apa Rasulullah meminta cambuk ini wahai Bilal?"

Bilal menjawab dg nada sedih: "Cambuk ini akan digunakan Ukasyah utk memukul Rasulullah"

Terperanjat dan menangis Fatimah seraya berkata: "Kenapa Ukasyah hendak pukul ayahku Rasulullah? Ayahku sedang sakit, kalau mau mukul, pukullah aku anaknya".

Bilal menjawab: "Sesungguhnya ini adalah urusan antara mereka berdua".

Bilal membawa cambuk tersebut ke Masjid lalu diberikan kepada Ukasyah. Setelah mengambil cambuk, Ukasyah menuju ke hadapan Rasulullah.

Tiba2 Abu bakar berdiri menghalangi Ukasyah sambil berkata: "Ukasyah..! kalau kamu hendak memukul, pukullah aku. Aku orang yang pertama beriman dengan apa yg Rasulullah SAW sampaikan. Akulah sahabtnya di kala suka dan duka. Kalau engkau hendak memukul, maka pukullah aku".

Rasulullah SAW: "Duduklah wahai Abu Bakar. Ini urusan antara aku Ukasyah dengan Ukasyah".

Ukasyah menuju kehadapan Rasulullah. Kemudian Umar berdiri menghalangi Ukasyah sambil berkata: "Ukasyah..! kalau engkau mau mukul, pukullah aku. Dulu memang aku tidak suka mendengar nama Muhammad, bahkan aku pernah berniat untuk menyakitinya, itu dulu. Sekarang tidak boleh ada seorangpun yang boleh menyakiti Rasulullah Muhammad. Kalau engkau berani menyakiti Rasulullah, maka langkahi dulu mayatku.

Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW: "Duduklah wahai Umar. Ini urusan antara aku dengan Ukasyah".

Ukasyah menuju kehadapan Rasulullah, tiba2 berdiri Ali bin Abu Talib sepupu sekaligus menantu Rasulullah SAW. Dia menghalangi Ukasyah sambil berkata: "Ukasyah, pukullah aku saja. Darah yang sama mengalir pada tubuhku ini wahai Ukasyah".

Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW: "Duduklah wahai Ali, ini urusan antara aku dengan Ukasyah" .

Ukasyah semakin dekat dg Rasulullah. Tiba2 tanpa disangka, bangkitlah kedua cucu kesayangan Rasulullah SAW yaitu Hasan dan Husen.

Mereka berdua memegangi tangan Ukasyah sambil memohon. "Wahai Paman, pukullah kami Paman. Kakek kami sedang sakit, pukullah kami saja wahai Paman. Sesungguhnya kami ini cucu kesayangan Rasulullah, dengan memukul kami sesungguhnya itu sama dengan menyakIiti kakek kami, wahai Paman."

Lalu Rasulullah SAW berkata: "Wahai cucu2 kesayanganku duduklah kalian. Ini urusan Kakek dengan Paman Ukasyah".

Begitu sampai di tangga mimbar, dengan lantang Ukasyah berkata: "Bagaimana aku mau memukul engkau ya Rasulullah. Engkau duduk di atas dan aku di bawah. Kalau engkau mau aku pukul, maka turunlah ke bawah sini."

Rasulullah SAW memang manusia terbaik. Kekasih Allah itu meminta beberapa sahabat memapahnya ke bawah. Rasulullah didudukkan pada sebuah kursi, lalu dengan suara tegas Ukasyah berkata lagi: "Dulu waktu engkau memukul aku, aku tidak memakai baju, Ya Rasulullah"

Para sahabat sangat geram mendengar perkataan Ukasyah. Tanpa ber-lama2 dlm keadaan lemah, Rasulullah membuka bajunya. Kemudian terlihatlah tubuh Rasulullah yg sangat indah, sedang beberapa batu terikat di perut Rasulullah pertanda Rasulullah sedang menahan lapar.

Kemudian Rasulullah SAW berkata: "Wahai Ukasyah, segeralah dan janganlah kamu ber-lebih2an. Nanti Allah akan murka padamu."

Ukasyah langsung menghambur menuju Rasulullah SAW, cambuk di tangannya ia buang jauh2, kemudian ia peluk tubuh Rasulullah SAW seerat-eratnya. Sambil menangis se-jadi2nya, Ukasyah berkata: "Ya Rasulullah, ampuni aku, maafkan aku, mana ada manusia yang sanggup menyakiti engkau ya Rasulullah. Sengaja aku melakukannya agar aku dapat merapatkan tubuhku dengan tubuhmu. Seumur hidupku aku ber-cita2 dapat memelukmu. Karena sesungguhnya aku tahu bahwa tubuhmu tidak akan dimakan oleh api neraka. Dan sungguh aku takut dengan api neraka. Maafkan aku ya Rasulullah...

Rasulullah SAW dengan senyum berkata: "Wahai sahabat2ku semua, kalau kalian ingin melihat ahli Surga, maka lihatlah Ukasyah..

Semua sahabat meneteskan air mata. Kemudian para sahabat bergantian memeluk Rasulullah SAW.

Semoga dengan membaca ini bila ada air mata ini membuktikan kecintaan kita kepada kekasih Allah SWT.

Allahumma sholli 'alaa Muhammad. Allahumma sholli 'alayhi wassalam ..
0 Comments

Hidup itu Seperti Uap yang Sebentar saja Kelihatan Lalu Lenyap - Puisi WS Rendra

10/7/2020

0 Comments

 
Picture
WS RENDRA, Kelahiran SURAKARTA  1935.
Meninggal di DEPOK  2009.     
Puisi terakhir WS Rendra di buat sesaat sebelum dia wafat.

Hidup   itu   seperti UAP,   yang   sebentar saja   kelihatan, lalu   lenyap !!

Ketika   Orang   memuji MILIKKU, aku   berkata   bahwa ini   HANYA   TITIPAN saja.
Bahwa mobilku adalah   titipan-NYA, Bahwa rumahku adalah   titipan-NYA,
Bahwa hartaku adalah   titipan-NYA, Bahwa putra-putriku hanyalah   titipan-NYA . . .

Tapi mengapa aku tidak pernah bertanya, MENGAPA  DIA menitipkannya kepadaku?
UNTUK  APA  DIA menitipkan semuanya kepadaku.

Dan kalau bukan milikku, apa yang seharusnya aku lakukan untuk milik-NYA ini?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-NYA?
Malahan ketika diminta kembali, kusebut  itu MUSIBAH, kusebut  itu UJIAN, kusebut  itu   PETAKA, kusebut  itu  apa  saja . . . Untuk melukiskan, bahwa semua itu adalah  DERITA . . .

Ketika aku berdoa,
kuminta titipan yang cocok dengan KEBUTUHAN  DUNIAWI,
Aku  ingin  lebih  banyak HARTA,
Aku  ingin  lebih  banyak MOBIL,
Aku  ingin  lebih  banyak RUMAH,
Aku  ingin  lebih  banyak POPULARITAS,

Dan  kutolak  SAKIT, kutolak  KEMISKINAN,
Seolah semua DERITA  adalah hukuman bagiku.

Seolah  KEADILAN dan  KASIH-NYA, harus berjalan
seperti penyelesaian matematika dan sesuai dengan kehendakku.
Aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita itu menjauh dariku.
Dan nikmat dunia seharusnya kerap menghampiriku...

Betapa curangnya aku,
Kuperlakukan DIA seolah Mitra Dagangku
dan bukan sebagai Kekasih !

Kuminta DIA membalas perlakuan baikku
dan menolak keputusan-NYA
yang tidak sesuai dengan keinginanku..

Padahal setiap hari kuucapkan,
Hidup dan Matiku, Hanyalah untuk-MU

Mulai hari ini, ajari aku agar menjadi pribadi yang selalu bersyukur dalam
setiap keadaan dan menjadi bijaksana,
mau menuruti kehendakMU saja ya ALLAH . . .

Sebab aku yakin... ENGKAU akan memberikan anugerah dalam hidupku...
KEHENDAKMU adalah yang ter BAIK  bagiku...

Ketika aku ingin hidup  KAYA, aku lupa, bahwa  HIDUP
itu sendiri adalah sebuah KEKAYAAN.

Ketika aku berat utk  MEMBERI, aku lupa, bahwa  SEMUA
yang aku miliki juga adalah PEMBERIAN.

Ketika aku ingin jadi yang TERKUAT, ....aku lupa,
bahwa dalam KELEMAHAN, Tuhan memberikan aku  KEKUATAN.

Ketika aku takut RUGI, aku lupa, bahwa HIDUPKU
adalah sebuah KEBERUNTUNGAN, karena  AnugerahNYA.

Ternyata hidup ini sangat indah, ketika kita selalu
BERSYUKUR kepada  NYA

Bukan karena hari ini  INDAH kita  BAHAGIA.
Tetapi karena kita BAHAGIA, maka hari ini menjadi  INDAH.

Bukan karena tak ada  RINTANGAN kita menjadi OPTIMIS.
Tetapi karena kita optimis, RINTANGAN akan menjadi tak terasa.

Bukan karena  MUDAH kita  YAKIN  BISA.
Tetapi karena kita YAKIN  BISA . . ! semuanya menjadi MUDAH.

Bukan karena semua  BAIK kita  TERSENYUM.
Tetapi karena kita TERSENYUM, maka semua menjadi BAIK.

Tak ada hari yang MENYULITKAN kita,
kecuali kita SENDIRI yang membuat SULIT.

Bila kita tidak dapat menjadi Jalan  Besar,
cukuplah menjadi JALAN  SETAPAK yang dapat dilalui orang,

Bila kita tidak dapat menjadi Matahari, cukuplah menjadi LENTERA
yang dapat menerangi sekitar kita,

Bila kita tidak dapat berbuat sesuatu untuk seseorang, maka
BERDOALAH untuk kebaikan.

Helfia Nil Chalis
www.HelfiaNet.com
www.HelfiaGoOnline.com
0 Comments
    ISLAM

    Cari artikel? Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini.

    Kebenaran Quran dan Ajaran Islam

    Menyampaikan bukti-bukti kebenaran Quran dan ajaran Islam melalui tulisan dan pengakuan ahli ilmu pengetahuan dunia yang diambil dari berbagai sumber.

    Archives

    December 2020
    November 2020
    October 2020
    September 2020
    August 2020
    July 2020
    June 2020
    May 2020
    April 2020
    March 2020
    February 2020
    January 2020
    November 2019
    October 2019
    September 2019
    August 2019
    July 2019
    June 2019
    February 2019
    January 2019
    December 2018
    November 2018
    July 2018
    May 2018
    April 2018
    February 2018
    January 2018
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    February 2017
    January 2017
    November 2016
    October 2016
    July 2016
    June 2016
    April 2016
    February 2016
    January 2016
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    May 2015
    April 2015
    February 2015
    January 2015
    December 2014
    October 2014
    September 2014
    August 2014
    July 2014
    June 2014
    May 2014
    April 2014
    March 2014
    February 2014
    January 2014
    December 2013
    November 2013
    October 2013
    September 2013
    August 2013
    July 2013
    June 2013
    May 2013
    April 2013
    February 2013
    January 2013
    December 2012
    November 2012

    Categories

    All
    Atmosfer-bumi
    Berita Islam
    Embrio Manusia
    Gunung
    Kiamat
    Kisah Mualaf
    Lautan Dan Sungai
    Laut Dalam
    Muallaf
    Nabi Muhammad
    Otak Besar
    Penciptaan Alam Semesta
    Praktek Dan Moral Islam
    Praktek Dan Moral Islam
    Qur'an
    Ramalan Quran
    Renungan
    Sejarah Islam
    Tahajjud
    Teori Big Bang

    RSS Feed

    Picture
    kirim pesan helfianc@gmail.com

      Your Feeback

    Submit
Picture
Helfia Store at www.HelfiaStore.com
Powered by: GreatWebPortal (www.greatwebportal.com)