Nama saya Maryam Noor, ini nama Islam saya, dan nama asli saya Margaret Templeton. Saya lahir di Skotlandia dalam keluarga yang 'atheist'. Di rumah kami, kami dilarang bicara tentang Tuhan, dan bahkan kalau kami belajar sesuatu tentang Tuhan di sekolah, kami tidak boleh menceritakannya atau kami akan mendapat hukuman. Selama yang bisa saya ingat, saya sudah mencari tahu tentang 'Kebenaran' tentang mengapa saya ada di dunia ini, untuk apa, apa yang harus saya lakukan. Begitu saya sudah cukup dewasa, saya mulai mencari informasi tentang apa itu yang orang menyebutnya dengan 'Tuhan", yang disebuat orang, dan sepanjang hidupku saya sudah mencari "Kebenaran", bukan agama tertentu. "Kebenaran" bagiku adalah sesuatu yang masuk akalku, sesuatu yang membuka hatiku dan yang membuat hidupku bermakna. Saya sudah mengunjungi hampir setiap gereja di Kerajaan Inggris, baik di sini maupun di rumah, tidak pernah sekalipun terpikirkan tentang Islam. Saya mulai tertarik tentang Islam, tetapi perang terjadi di Irak, dan saya membaca hal-hal buruk yang ditulis suratkabar dan media tentang muslim, tetapi saya cukup mengerti agama-agama lainnya sehingga tahu bahwa berita-berita itu tidaklah benar, ada kebohongan-kebohongan di sana, maka saya pergi mencari seorang guru yang bisa mengajariku hal-hal tentang cara hidup Islam agar saya bisa terhindar dari hal-hal yang dituduhkan kepada kaum muslim. Saya membaca Al-Fatihah, dan saya seperti disambar petir, air mata mengalir dari mataku, jatuh seperti airterjun Niagara. Salah satu yang saya lakukan adalah saya berbicara kepada setiap orang. Saya biasa tersenyum kepada setiap orang dan mengatakan "Hello", "Apakabar", dan "Gimana keadaanmu hari ini"... karena Yesus menyebar kebahagiaan kapanpun dia berada. Pada waktu itu saya menganut Katolik Roma tetapi mereasa sangat tidak bahagia dan saya meninggalkan Gereja itu, dan tidak tahu harus pergi ke mana lagi. Pada saat yang sama, saya mencari seorang guru Islam, saya terus menerus berdoa sepanjang hari kepada Tuhan "Tolonglah...Tolong...Tolong..." berulang-ulang sepanjang hari selama hampir dua tahun, karena saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan atau harus ke mana. Seorang teman dari teman saya memberitahu saya nama seorang alim. Namanya Nur El-Din, dan dia seorang keturunan Arab di negara saya. Dia mengundaku ke rumahnya, yang saya penuhi, dan dia memberitahuku buku-buku apa yang saya perlu beli, dan bahwa saya bisa menelponnya bila ada pertanyaan. Dan begitulah hubungan kami. Ada tujuh volume buku ini, yaitu buku resensi Quran. Saya mulai mempelajarinya. Saya membuka buku pertama, Saya baca bagian 'ackowledgement'. Saya tidak memulai dari belakang, saya mulai dari depan dan saya langsung membaca Al-Baqarah. Dan sebelum Al-Baqarah, ada Al-Fatihah, dan saya membaca Al-Fatihah, dan saya seperti disambar halilintar, airmata mengalir deras dari mataku, seperti air terjun Niagara. Dadaku berdebar dengan sangat kencang, ... saya berkeringat, saya terguncang, ..... saya takut ini ulah setan, seolah-olah setan berusaha menghentikanku karena saya mungkin menemukan jalan yang aku cari itu, karena buku ini bisa membawaku ke arah "Kebenaran", yang selama ini kucari. Saya menelpon sang alim (Nur El-Din), dia meminta saya datang. Jadi saya datang di tengah musim dingin, dan saya tiba di sana beku seperti batu es, tetapi menderita sedikit tidak ada apa-apanya demi Allah yang aku temukan. Dan saya menjelaskan pengalamanku kepada sang alim. Saya katakan ini perbuatan setan, apa yang harus saya lakukan? Salah satu yang terjadi ketikan air mata ini mengalir adalah saya melihat jantung saya, saya bisa melihat jantung saya di luar, merah, sangat besar, agak cerah, tidak berbentuk seperti jantung sama sekali, dan saya katakan menurutmu apa yang harus saya lakukan? Dan dia mengatakan kepadaku "Margaret", katanya, "kamu akan menjadi seorang Muslim". Dan saya mengatakan "Tetapi saya bukan membaca buku-buku ini untuk menjadi seorang Muslim". "Saya membacanya untuk membebaskan diri dari kebohongan-kebohongan yang dikatakan orang tentang kaum Muslim". "Saya tidak mau menjadi seorang Muslim". Dan dia mengatakan "Margaret, kamu akan menjadi seorang Muslim, karena saya harus mengatakan kepadamu, ada intervensi Tuhan dalam hidup kamu." Saya sudah berusia 65 tahun waktu itu. Sekarang saya 66 tahun. Saya sudah menjadi Muslim selama satu tahun. Saya melanjutkan belajar dengan sang alim, dari November sampai Februari, dan saya tidak bisa menunggu lebih lama lagi untuk mengucapkan syahadat, dan saya bertanya apakah tidak terlalu dini bagi saya, karena saya sebenarnya saya tidak ingin menjadi seorang Muslim, tetapi saya yakin dengan menjadi Muslim saya akan belajar dan Tuhan akan mengampuniku yang selama ini aku tidak hargai pemberiannya. Dia berkata "Noor, datanglah tanggal 11 Februari 2003", dan dia duduk agak jauh dariku..., dia berpakaian putih dari kepala sampai ke ujung kaki, dan dia berkata "Ulangi apa yang aku katakan" dan dia mengucapkan syahadat yang saya ulangi setelah dia membacakannya. Anak laki-laki saya satu-satunya orang yang percaya bahwa saya telah menemukan kebenaran itu Kemudian saya berkata kepadanya "Apa tadi yang saya katakan?" dan dia memberitahu saya dalam bahasa Inggris apat yang tadi saya katakan, dan saya berkata "Jadi saya sudah menjadi seorang Muslim" dan dia mengatakan "Iya dan namamu sekarang Maryam". Saya tidak bisa mengatakan bahwa saya seorang Muslim yang baik karena itu luarbiasa sulit. Saya kehilangan semua teman-teman katolik saya, semua teman-teman yang saya ajak bicara. Anak perempuan saya berpikir bahwa saya sudah gila. Anak laki-laki saya adalah satu-satunya orang yang percaya bahwa saya sudah menemukan kebenaran itu dan dialah satu-satunya orang yang mungkin kelak menjadi seorang Muslim juga. Hal kedua yang membuat hidupku sangat sulit adalah saya tinggal di negeri sekular dan tidak di negeri Muslim dan saya ingin dengan sepenuh hati tinggal di negeri Muslim dan memiliki komunitas Muslim. Saya satu-satunya orang Muslim di daerah tempat tinggal saya. Tetapi Allah sudah sangat baik kepada saya karena meskipun menghadapi semua kesulitan ini, saya bisa bahagia dan terus belajar tentang Islam. Saya membaca semua dalam bahasa Inggris karena dalam usia saya, saya tidak bisa menghapal Qur''an jadi saya menggunakan buku. Saya meminta kepada Allah "Ya Allah, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, tolong ingatlah saya ini sebenarnya seorang bayi, tetapi saya bayi berusia 65 tahun dan saya menghadapi kesulitan-kesulitan dan Engkau harus membantuku" dan inilah salah satu cara Tuhan menolongku.
0 Comments
Leave a Reply. |
ISLAM
Cari artikel? Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini. Kebenaran Quran dan Ajaran IslamMenyampaikan bukti-bukti kebenaran Quran dan ajaran Islam melalui tulisan dan pengakuan ahli ilmu pengetahuan dunia yang diambil dari berbagai sumber.
Archives
April 2024
Categories
All
|