![]() Alhamdulillah, Allah memberi saya kesempatan sekali lagi berlebaran di LNG Site Tangguh Teluk Bintuni Papua Barat setelah setahun yang lalu berlebaran di sini juga. Seingat saya mungkin ini sudah kali ke tiga saya berlebaran di LNG site. Sebenarnya tahun ini sudah diatur agar saya mendapat giliran berlebaran di rumah, tetapi Allah berkehendak lain ketika saya harus mengatur jadwal sehubungan dengan pernikahan anak saya di bulan Maret yll sehingga menjadi sulit untuk diubah lagi. Meskipun begitu ternyata ada hikmahnya juga, karena di sepuluh Ramadhan terakhir ini saya ada di LNG site sehingga bisa lebih dekat dengan mesjid, yaitu Mesjid Ar Rahman yang letaknya hanya beberapa meter saja dari Dormitory maupun dari kantor saya. Selama puasa Ramadhan kali ini saya berusaha sedapat mungkin berjamaah di mesjid seperti anjuran Rasulullah. Memang terasa berbeda berjamaah di mesjid apalagi dalam suasana puasa Ramadhan. Lebih khusuk dan lebih khidmat. Yah...semoga Allah Swt berkenan menerimanya dan dicatat sebagai amal soleh. Hari yang ditunggu-tunggupun akhirnya tiba. Iedul Fitri 1435H bertepatan dengan tanggal 28 Juli 2014. Hari Kemenangan. Fitri ada yang mengartikannya berasal dari kata fitrah (sifat sejati diri), tetapi ada juga yang mengatakan berasal dari kata iftor (berbuka). Memang pada 1 Syawal, hari Iedul Fitri umat Islam wajib berbuka dan diharamkan untuk berpuasa. Pagi-pagi sekali saya sudah bersiap-siap ke mesjid di Stinkul untuk shalat Iedul Fitri. Kemeja batik memang sudah kami siapkan dari rumah sebelum berangkat ke site. Begitupun peci Aceh yang sangat jarang saya pakai sehingga masih seperti baru. Saya sarapan dulu ala kadarnya di Mess Hall sesudah shalat shubuh. Segera setelah itu bersama rekan Dani, atau yang biasa dijuluki 'Kolonel', kami termasuk yang paling pagi tiba di mesjid Stinkul bergabung dengan beberapa teman yang sudah lebih dulu mengumandangkan takbir dan tahmid di sana. Khotbah Iedul Fitri singkat padat, intinya mengajak jamaah untuk memanfaatkan momentum agar kebiasaan-kebiasaan baik selama Ramadhan seperti berpuasa, shalat taraweh, bersedekah bisa dilanjutkan di luar Ramadhan. Dianjurkan untuk berpuasa Senin - Kamis, shalat malam di rumah, serta meningkatkan bersedekah. Khotib menjamin tidak ada orang jatuh miskin karena bersedekah. Begitupun puasa melatih kita untuk sabar dan penyebab kita untuk menjadi lebih sehat lahir batin. Sabar sangat penting. Tidak ada pemberian Allah yang paling baik kecuali kesabaran. Mohonlah pertolongan Allah dengan sabar dan shalat. Begitulah pesan-pesan beliau. Semoga kita diberi kemampuan untuk bisa menjalaninya. Usai shalat langsung kami berdiri berjejer di dalam mesjid dan bermaaf-maafan dengan seluruh jamaah shalat Ied. Kemudian menuju ke Mess Hall untuk bersilaturahim dengan teman-teman lain di sana sambil pesta ketupat lebaran. Menu ketupat tidak pernah saya lewatkan dengan rendangnya. Panitia juga menyajikan penampilan beberapa penyanyi dengan orgen tunggal. Juga ada pemilihan busana muslim paling ok. Tapi acara yang paling heboh adalah foto-foto karena panitia sudah menyiapkan beberapa 'photo booth' yang dihias dengan menarik ala padang pasir.
Saya juga menyempatkan bersilaturahim dengan teman-teman Produksi di Main Control Building. Mereka 'penjaga gawang' yang mengawal agar pabrik LNG tetap berproduksi dengan lancar dan aman. Beberapa di antara mereka mengatur dengan rekan shift malam agar yang shift pagi bisa mendapat kesempatan shalat ied dulu sebelum bertugas pagi. Alhamdulillah pabrik berjalan dengan lancar sesuai target produksi. Begitulah pengalaman berlebaran di LNG Site Tangguh tahun ini yang singkat, padat, bermakna, meski hanya berlangsung pagi hari saja. Siangnya kami sudah kembali aktif bekerja seperti biasa.
0 Comments
Leave a Reply. |
OUR BLOG
Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini untuk mencari artikel. Categories
All
AuthorHelfia Nil Chalis:
Archives
August 2023
|