In Memoriam Ir. Djasli Djamarus Msc. Phd.

Berita mengejutkan mulanya saya terima dari teman saya Nasrul ketika sedang makan di Tangguh LNG Site, Papua. Benar saja ketika saya buka WA, teman-teman Teknik Kimia - Institut Teknologi Bandung Angkatan 1977 sudah ramai memberitakan alm. Djasli yang sempat dilarikan ke RS Halim setelah mendapat serangan pecah pembuluh darah kecil yang ke otak usai jogging. Doapun mengalir tidak putus-putus sampai sekarang. 

Sosok Djasli memang cukup dikenal di kalangan TK - ITB 77 meskipun beliau berbeda jurusan (Elektro 77), bukan dari Jurusan Teknik Kimia. Ini tentu berkat pergaulannya yang luas dan pertemanan dengan Hengki, ketua alumni TK-ITB 77. Semoga almarhum mendapatkan ampunan dari Allah Swt atas segala dosa dan kesalahannya serta dilipatgandakan segala amal solehnya semasa hidup. Begitu juga doa kami semoga keluarga yang ditinggalkannya sabar, tabah dan tawakkal dalam menerima kepergiannya.

Berikut ini adalah kutipan puisi almarhum Djasli yang ditulisnya tahun 2007, saat kami mengadakan reuni ITB Angkatan 77 yang ke 30, yang saya dapat dari rekan Satya Kamayanti lewat WA. Sebuah himbauan untuk kita semua agar memanfaatkan waktu yang tersisa dengan sebaik-baiknya. Puisini diberinya judul "Surat Putih".

---

SURAT PUTIH
Desember 30, 2008 at 08:46 pm

Kawan.....
Aku tak tahu kapan kita akan berjumpa lagi
Aku tak tahu apakah masih akan ada sosokku dalam benakmu
Namun satu yang kuinginkan
Jangan lupakan ikrar kita di gedung tua
Bahwa kita berbeda untuk tujuan yang sama
Bahwa kita berpencar untuk bersatu kembali
Bahwa kita berkarya untuk mengagungkan bangsa ini

Kawan....
Di hari yang telah senja
Kuingin engkau tetap menatap jauh ke depan
Kuingin hatimu serendah yang kutahu dulu
Kuingin langkahmu tetap tegap menuju masa gemilang

Kawan....
Aku tahu perjalananmu masih tak menentu
Masih beruntai rintangan yang perlu kau hadapi
Masih melekat tanggungjawabmu pada sanak
Namun ingat, tak sedikit harapan dan kesempatan yang terbentang di depan
Jangan luluh dalam pikirmu sendiri
Jangan silau karena sinar yang semu
Bangkitkan lagi semangat kita dahulu
Kobarkan semangat dan janji untuk Ibu Negeri

Kawan....
Lintasan waktu sejak bertemu bukan jalan yang pendek
Bumi telah memberimu bekal tak berhingga
Maka jangan simpan bekalmu hingga beku dalam saku
Sebar semua untuk sesama
Matahari telah memberimu cahaya
Maka jangan kau redupkan benderang itu
Pancarkan kembali dari tubuhmu untuk isi dunia

Kawan....
Kau adalah anak bangsa terpilih
Yang mempunyai pandangan tajam
Yang menjadi tumpuan harapan
Yang menjadi pembuka jalan
Di jelang malam pertemuan kita ini
Didiklah penerusmu untuk tegar, cerdas dan budiman
Sirami mereka dengan keuletan, kesetiakawanan, dan rasa terimakasih
Tanamkan padanya bahwa kerakusan, kekejaman dan khianat hanya akan menjadi noda hidupnya
Ajari mereka nyanyi kebebasan
Ajari mereka tarian pedang
Ajari mereka pantun persahabatan

Kawan...
Selesaikan tugasmu segera
Bersihkan noda yang tersisa
Lalu ketika rembulan kan tenggelam
Temui aku di ujung jalan

Djasli Djamarus
Bandung, 24 Agustus 2007

Sebuah cita-cita mulia dari almarhum Djasli. Semoga pemikiran dan himbauan beliau bisa kita maknai dengan benar dan semoga Allah Swt memberi kemampuan kepada kita untuk melaksanakannya. Insya Allah dengan begitu kesemuanya bisa menjadi amal jariah yang tetap mengalir bagi almarhum Djasli, meski ketika jasadnya dan kita semua kelak telah musnah di telan bumi. Aamiin Yaa Robbal 'Aalamiin.

Helfia Nil Chalis, 11 Januari 2014.