
Waktu begitu cepat berlalu. Kini 9 tahun setelah saya meninggalkan LNG Badak, saya membaca berita online di Klik Bontang bahwa kapasitas produksi Badak LNG selama 4-5 tahun terakhir sudah menurun drastis. Dari total 8 train/ kilang pengolahan LNG yang dimiliki Badak LNG, hanya 4 diantaranya yang sekarang masih beroperasi. Sisanya 4 train tidak diperasikan karena pasokan gas dari lapangan migas Blok Mahakam menurun.
“Kami punya 8 train dengan kapasitas produksi 22,5 juta ton per tahun, tapi sekarang hanya 4 yang beroperasi karena pasokan gas menurun,” ujar Director and COO Badak LNG, Yhenda Permana, saat menjamu wartawan Bontang pada acara Press Visit 2015, di kantor utama Badak LNG.
Menurut Yhenda, saat ini pasokan gas alam yang diolah oleh Badak LNG berasal dari Blok Mahakam dengan komposisi 81 persen dari Total Indonesie, 16 persen dari Chevron dan 3 persen dari Vico. Penurunan lifting migas di Blok Mahakam selama beberapa tahun terakhir secara otomatis juga mempengaruhi produksi LNG Badak. “Sekarang ini kami hanya menjalankan setengah dari total kapasitas produksi,” katanya.
Turut prihatin memang. Namun komposisi saham LNG Badak tetap tidak berubah yaitu terdiri dari 55% PT Pertamina Tbk, 20% Vico, 15% Jilco (Japan Indonesia LNG Company) dan 10% Total Indonesie. Juga patut disyukuri adanya kabar menggembirakan bagi masyarakat Bontang yaitu tentang rencana Pertamina untuk membangun kilang minyak di Bontang. Semoga bisa terlaksana agar harapan Bontang untuk tetap eksis dan berkontribusi dalam menghasilkan devisa negara kita dapat terwujud.
www.HelfiaStore.com
www.HelfiaNet.com