Sungguh menyedihkan penjelasan Duta Besar Indonesia untuk Singapura Suryopratomo mengenai kasus deportasi yang dialami Ustadz Abdul Somad (UAS). Suryopratomo membantah kalau UAS dideportasi. Kata dia, UAS itu tidak mendapat izin masuk Singapura sehingga diminta kembali.
"Beliau tidak dideportasi tetapi tidak mendapatkan izin masuk ke Singapura sehingga diminta untuk kembali,” kata Suryopratomo lewat pesan teks, Selasa, 17 Mei 2022, sebagaimana dikutip portal berita Tempo. Sementara itu UAS membenarkan bahwa dirinya dideportasi bersama dengan keluarga dan sahabatnya. "Info bahwa saya dideportasi dari imigrasi Singapura itu sahih, betul, bukan hoax,” kata UAS dalam wawancara yang ditayangkan Channel YouTube ‘Hai Guys Official’, Selasa 17 Mei 2022. "Saya dimasukan ke dalam ruangan lebarnya satu meter, panjang dua meter, pas liang lahat. Satu jam saya di ruang kecil. Persis seperti luas kuburan,” papar UAS. UAS mengakui sempat ditahan di ruang mirip tahanan imigrasi sejama satu jam, kemudian di ruang pemeriksaan imigrasi selama tiga jam. UAS dan rombongan akhirnya dideportasi Singapura pada Senin sore (16/5/2022), sekitar pukul 14.30 waktu setempat. Arti deportasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah pembuangan, pengasingan, atau pengusiran seseorang ke luar suatu negeri sebagai hukuman, atau karena orang itu tidak berhak tinggal di situ. Nah, penjelasan UAS diatas sudah sesuai dengan kategori deportasi sebagaimana disebutkan dalam KBBI. Lalu kenapa Dubes RI untuk Singapura sampai harus membantah deportasi yang dialami UAS. Kalau memang UAS yang notabene Warga Negara Indonesia (WNI) ini tidak boleh masuk Singapura, sebagaimana disebutkan Suryopratomo, seharusnya pihak imigrasi Singapura bisa menjelaskan secara langsung kepada UAS begitu dia tiba di Singapura. Yang terjadi, UAS justru dimasukkan ke dalam ruangan ukuran 2x1 meter. Dubes Ngeles Dari penjelasan UAS itu, sudah sangat terang benderang bahwa ustaz kondang ini dideportasi. Lalu kenapa Dubes RI untuk Singapura masih saja ngeles dan mengelak dari peristiwa penghinaan yang dialami WNI yang juga tokoh agama ini ?. UAS bukan hanya dikenal di dalam negeri, tetapi dia juga dikenal di luar negeri dan sering diundang berceramah ke Malaysia dan Brunei Darussalam. Selama ini dia aman-aman saja keluar masuk negara tersebut. Ini Singapura negara kecil yang selama ini banyak dikunjungi wisatawan Indonesia, justru malah telah melakukan penghinaan terhadap tokoh agama Islam Indonesia. Seharusnya pemerintah Singapura mengumumkan saja secara terbuka alasan dibalik pendeportasian UAS agar rakyat Indonesia khususnya umat Islam bisa paham. Kemudian kami rakyat di Indonesia juga bisa mengambil sikap yang jelas terhadap sikap dan penjelasan pemerintah Singapura tersebut. Hal ini penting bukan hanya terkait kasus UAS tetapi juga menyangkut kedaulatan rakyat Indonesia. Kalau pemerintah Indonesia khususnya Dubes di Singapura diam saja atau lepas tangan menghadapi kasus seperti ini, akan menjadi preseden buruk bagi WNI yang bepergian ke luar negeri. Mereka bisa tiba-tiba dideportasi dari negara lain tanpa alasan yang jelas seperti yang dialami UAS di Singapura. Jika membaca Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 2003 tentang Organisasi Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri, pasal 4 menyebutkan bahwa salah satu tugas pokok Dubes adakah mewakili dan memperjuangkan kepentingan Bangsa, Negara, dan Pemerintah RI serta melindungi WNI. Alih-alih melindungi atau membantu WNI yang sedang mengalami masalah seperti UAS, Dubes RI untuk Singapura malah justru meminta pihak lain (UAS) agar meminta penjelasan langsung ke Kedubes Singapura di Jakarta. Seharusnya seorang Dubes itu bisa menjalankan tugas pokoknya dengan benar. Dalam kasus UAS, misalnya, Dubes Suryopratomo seharusnya bisa menghubungi Kementerian Luar Negeri Singapura untuk meminta penjelasan mengapa UAS dilarang masuk atau dideportasi dari Singapura. Dengan begitu, Dubes yang bersangkutan juga jadi tahu dan mengerti alasan dan latar belakangnya. Selain itu rakyat Indonesia terutama umat Islam pun bisa jadi paham duduk perkara yang sebenarnya. Bukan malah rakyat Indonesia yang harus meminta penjelasan dari pemerintah Singapura. Kalau begitu, untuk apa ada perwakilan diplomatik (Dubes) di Singapura. Dalam keterangan kepada portal berita Tempo, Suryopratomo tak menjelaskan alasan UAS tak mendapatkan izin dari Singapura. Dia mengatakan yang bisa menjelaskan alasan tersebut adalah pemerintah Singapura. Dubes RI untuk Singapura Suryopratomo seharusnya paham tugas pokoknya. Apalagi dia latar belakangnya seorang wartawan senior. Jika seorang perwakilan diplomatik tidak bisa melindungi WNI di luar negeri, jangan disalahkan kalau ada yang menduga kebijakan deportasi terhadap UAS dan beberapa Ustadz lainnya adalah karena adanya "pesanan dari Jakarta" . Oleh : Tjahja Gunawan (Penulis Wartawan Senior FNN)
0 Comments
Terserah lu aja. Dosa, lu yang tanggung. Lu dibayar buat bully Anies. Dosa lu tanggung sendiri. Tapi, Lu sepertinya emang gak inget dosa.
Gue sih berdasar fakta aja. Faktanya bagus, gue harus bilang bagus. Gue hidup di Jakarta. Tidak sekedar tahu, tapi ngerasain. Tetangga gue juga ngerasain. Tiap bulan ada uang masuk ke rekening emak-emak. Mereka cerita dapat duit ratusan ribu tiap bulan dari Pemprov DKI. Ini emang fakta. Air bersih yang dulu harganya 32.000 per meter kubik, sekarang 3.550. Yang agak kaya bayar 4.900. Coba itung tuh, berapa selisihnya. 32.000 jadi 3.550. Lu di daerah lain mungkin gak ngerasa. Tapi gue yang hidup di Jakarta, harus cerita. Ini yang sebenarnya. Gue gak terlalu ngerti soal politik. Politik identitas lah.. Yang gue ngerti Pak Anies tuh gak pernah bawa-bawa agama waktu kampanye dulu. Belum pernah gue dengar dan tonton videonya. Kasih sumbangan juga gak bawa-bawa agama. Sembako gak ada tulisan agama. KJP Plus, gak ada tulisan agama. Khusus untuk muslim, gak ada. Khusus untuk Kristen, gak ada juga. Muslim dapat, non muslim juga dapat. Masjid dapat, gereja dan wihara juga dapat. Lu warga Jakarta, KTP Jakarta, ya dapat sumbangan. Syarat dan ketentuan berlaku. Lu kalau mau dapat bantuan dari Pak Anies, jadi warga Jakarta dulu. Pak Anies gak pernah membatasi siapa aja untuk tinggal, cari kerja dan alih KTP Jakarta. Jangan bully Pak Anies gara-gara lu gak dapat bantuan. Gimana mau dibantu kalau KTP lu bukan KTP Jakarta. Tunggu Pak Anies jadi presiden, lu bakal ikut merasakan. Untung Pak Anies orangnya sabar. Gak bales kalau dibully. Tetap senyum. Beliau orang yang betul-betul santun. Dibully, santoe. Gak gubris. Beliau bilang: "Dipuji gak terbang, dicaci gak tumbang." Bener tuh Pak Anies. Gak usah gubris mereka, buzzer-buzzer. Ya, mungkin lu lagi pada cari duit. Peluang kerja dengan bully Pak Anies. Kasihan selalu hidup lu. Nyari makan dengan bully orang. Gimana tuh kalau besok lu punya bapak dibully. Hati-hati karma lu. Gue sih obyektif aja. Apa adanya. Gue lihat Jakarta indah, ya gue bilang indah. Lihat Jakarta bagus, gue bilang bagus. Naik angkot gratis, gue bilang gratis. Dulu gak gratis sekarang gratis. Gimana gue mau jelek-jelekin Pak Anies. Coba bandingkan dengan daerah lu. Ada angkot gratis? Naik bus Way keliling Jakarta sepuasnya cuma 3.500? Daerah lu ada air bersih yang murah? Jalanan ada jalur sepeda? Ada emak-emak yang dapat uang ratusan ribu setiap bulan? Ada beasiswa untuk mahasiswa? Dijamin kagak ada. Kok lu ngebully Pak Anies. Bukan ngebully Gubernur atau bupati lu. Gimana sih lu! Jalan kaki di Jakarta sekarang trotoranya lebar. Mau naik MRT, nyaman. Ya, itulah yang ada. Memang bener ada. Gak boongan. Di Jakarta gak ada tuh pencitraan segala. Yang ada hasil kerja yang dinikmati warga. Warga Jakarta, warga luar Jakarta juga nikmatin. Lu yang bully Pak Anies mungkin gak pernah ke Jakarta. Lu yang bilang Pak Anies intoleran mungkin gak pernah dengerin video ucapan para pendeta Kristen dan Hindu. Mereka, para pendeta lebih tahu siapa yang toleran dan siapa yang hanya bisa nuduh intoleran. Toleran gaknya kan tinggal dibuktikan. Faktanya seperti apa. Bukan dengerin buzzer, pasti gak mutu. Lu yang hidup di luar Jakarta, kalau iri, ya minta ke Gubernur lu. Jangan bully Pak Anies. Gue doain Gubernur lu pada bisa kasih KJP Plus seperti Pak Anies. Bisa kasih uang bulanan buat para guru honorer. Air bersih murah. Jalan-jalan di kota nyaman buat para pejalan kaki. Naik angkot gratis. Rumah-rumah ibadah dapat bantuan bulanan. Gue ikut seneng kalau masyarakat di luar Jakarta dapat bantuan dan layanan seperti warga Jakarta. Asli, gue seneng banget. 24/3/2022 Anies Baswedan. Sosok Gubernur DKI yang satu ini cukup fenomenal. Fenomenal terkait dengan proses politiknya, kebijakan-kerjanya, dan dinamika/tantangan yang dihadapinya.
Pertama, Anies diberhentikan mendadak dari mendikbud. Padahal, ia masuk tiga besar sebagai menteri terbaik. Belakangan diketahui bahwa Jokowi butuh kekuatan dukungan dari partai dan ormas. Maka, posisi mendikbud dipindahkan ke partai/ormas. Nasib yang sama dialami Rizal Ramli dan Sudirman Said. Keduanya juga nggak punya dukungan partai dan ormas. Ada juga yang mengkaitkan pencopotan Anies karena namanya semakin populer dan berkibar. Ini berpotensi jadi ancaman buat presiden yang saat itu lagi gencar iklan untuk Pilpres 2019. Setidaknya ini menurut pengakuan sejumlah pejabat internal Kemendikbud. Kedua, Anies lahir di tengah perseteruan keras antara Ahok dengan umat Islam. Perseteruan makin seru ketika Anies berlimpah dukungan rakyat melawan Ahok yang di-back up full oleh kekuasaan. Baik aparat maupun logistiknya. Kondisi seperti inilah yang membuat di antaranya Prof. Mahfudz MD nggak yakin Ahok bisa dikalahkan. Wajar, karena saat itu Ahok betul-betul kuat elektabilitas dan logistiknya. Ketiga, tak lama setelah dilantik, *Anies bikin gebrakan. Pidato pertamanya sebagai gubernur dilaporkan ke polisi. Gara-gara Anies menyebut kata "pribumi".* *Bukan soal kata "pribumi"-nya yang dipolisikan, tetapi dari narasinya terbaca tekad Anies untuk memperjuangkan pribumi agar bisa menikmati haknya secara layak di tanah air sendiri. Itulah yang dipersoalkan. Dan jika kita perhatikan dari banyak rangkaian program kerja DKI dan kebijakan Anies, tekad untuk memperjuangkan hak-hak pribumi betul-betul direalisasikan.* *Inilah yang membuat para taipan yang selama ini menikmati dan dengan mudah bisa mengakses fasilitas negara merasa terganggu.* *Mereka berupaya menggunakan kaki-kakinya di struktur kekuasaan untuk terus melakukan perlawanan terhadap Anies. Berangkat dari sini mari kita bedah apa yang ada di otak Anies terkait dengan posisinya sebagai gubernur DKI yang berhadapan dengan dinamika dan tantangan politik di tengah kekuatan kapital yang sedang gerah terhadapnya. Dalam situasi seperti itu bagaimana Anies tetap konsisten membangun ibu kota dan terus berkomitmen memperjuangkan kelayakan hidup bagi warganya. Pertama, Anies memproteksi Jakarta agar tak dikuasai oleh segelintir orang. Dengan menyegel reklamasi, Anies mengawali langkahnya untuk menjaga Jakarta dari berdirinya kota di dalam kota. Jika 17 pulau reklamasi dibangun dan penghuninya mayoritas adalah pendatang dari luar Indonesia, maka pulau reklamasi akan jadi kota tersendiri. Kota di dalam kota.* *Sebelum ada penyegelan, pulau reklamasi sangat eksklusif dan tidak bisa diakses oleh warga. Ke depan, merekalah yang akan menentukan siapa gubernur DKI. Bahkan juga siapa presiden RI. Tentu yang bisa mereka dikendalikan. Pergub no 42/2019 tentang pembebasan pajak PBB diterbitkan Anies juga untuk memproteksi agar para guru, purnawirawan, dan keluarga para pahlawan tidak dengan terpaksa menjual rumahnya karena mahalnya pajak.* Begitu juga Pergub no 132/2018 tentang apartemen. Dengan pergub ini Anies ambil alih pengelola apartemen dari pengembang dan diserahkan ke penghuni. Pengembang yang selama ini memeras penghuni dengan mahalnya iuran bulanan, kini tak lagi punya dasar regulasinya. Meski dalam proses peralihannya para pengembang yang umumnya nakal ini masih terus bermanuver untuk mempertahankan keserakahan bisnisnya dengan memanfaatkan para oknum di dinas perumahan yang selama jadi virus di DKI. Kedua, Anies memberi ruang seluas-luasnya terutama kepada rakyat kecil untuk terus bisa mengakses berbagai kemudahan agar terjadi proses peningkatan kelayakan dan kesejahteraan hidup mereka. Jl. Thamrin dan Sudirman yang semula "verboden" buat kendaraan bermotor, sekarang dibuka. Tak kurang dari 38.000 sepeda motor yang setiap harinya lewat kedua jalan itu. Bicara soal ekonomi, berapa uang yang setiap hari bisa mengalir ke tukang gojek, pengantar makanan, pedagang asongan, dll.* *Selain itu, Anies juga membangun rumah DP 0% yang semula dianggap hayalan. Ternyata terealisasi. Warga Jakarta kini sudah punya rumah sendiri. Demikian juga dengan kebutuhan air bersih. Warga yang rumahnya tak terpasang pipa harus keluar 40 ribu per hari untuk kebutuhan air bersih. Ini bisnis air yang bertahun-tahun dinikmati oleh Salim Group. Anies gak perpanjang kontrak, dan DKI akan ambil alih. Diharapkan kedepan pipa air bersih bisa menjangkau semua rumah warga DKI dan mereka bisa menikmati air dengan harga yang jauh lebih murah. Tidak hanya dari aspek ekonomi, Anies juga menghidupkan warisan seni dan budaya warga Jakarta. Lenong, wayang dan perayaan hari besar keagamaan Anies gelar sesering mungkin di lokasi-lokasi strategis di Jakarta, seperti di Ancol, Bundaran HI, Balaikota, Monas, dan Kota Tua. Ketiga, DKI aktif mengambil peran terhadap persoalan nasional. Dimanapun ada bencana di Indonesia, Anies mengirim tim lengkap dengan bantuan logistiknya. Anies pun mengomandoi langsung program ini. Terkini, Anies mengirim 65 tim untuk membantu bencana kebakaran di Riau. Mungkin karena inilah rakyat menyebut Anies sebagai Gubernur Indonesia. Keempat, Anies berupaya memotret Ibu Kota dengan kamera global. Dimulai menata kota Jakarta layaknya kota-kota modern di dunia. Lihat Jl. Soedirman dan Thamrin, mungkin gak kalah penampilannya dengan New York di Amerika dan Paris di Eropa.* Begitu juga dengan Jakarta Internasional Stadion (JIS) yang sedang dalam proses pembangunan di Jakarta Utara. Stadion ini diibangun tak kalah besar dan modernnya dengan stadion punya Real Madrid di Spanyol. Anies juga menggelar berbagai even internasional di antaranya adalah balap mobil bergensi yaitu Formula E. Kelima, Anies dengan kemampuannya berkomunikasi berhasil merangkul semua pihak. Emosinya yang stabil mampu menjaga kharismanya sebagai pemimpin untuk semuanya. Bukan hanya pemimpin untuk para pendukungnya. Ini sekaligus juga yang membedakan Anies dari umumnya para pemimpin di Indonesia. Tidak hanya dengan warga, tapi juga kemampuan berkomunikasi dengan dunia internasional. Bagi Anies, cara dan kemampuan berkomunikasi itu menjadi ukuran leadership seseorang. Seseorang layak disebut pemimpin lokal, nasional atau internasional, diantaranya dapat dilihat dari cara dan kemampuannya berkomunikasi. Di sinilah orang sering melihat perbedaan antara Anies dengan Jokowi. Dari lima kategori di atas kita bisa melihat apa isi otak Anies untuk Ibu Kota dan Indonesia. Tony Rosyid 17/09/2019 Alhamdulillah, puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah Swt yang telah membimbing kita dalam iman dan Islam sehingga mampu menjalani ibadah puasa Ramadhan kali ini. Semoga Allah Swt juga yang mengangkat derajat kita lebih baik dari pada tahun-tahun yang lalu. Di antara kita banyak yang mendapatkan ampunan Nya, insyaAllah. Bahkan ada yang lulus mendapatkan derajat taqwa seperti yang dijanjikan Allah Swt bagi orang-orang beriman yang berpuasa Ramadhan. Semoga kita termasuk salah satu di antara mereka yang beruntung ini. Aamiin.
Pada kesempatan yang sangat baik ini, perkenankan kami memohon maaf lahir batin atas segala salah dan khilaf. Mari kita bersama-sama mempraktekkan terus kesolehan yang kita sudah jalani selama Ramadhan yll. Sekarang saatnya kita memupuk dan merawat benih-benih kebaikan yang kita sudah peroleh dari Ramadhan yll. Semoga semua benih-benih kebaikan itu akan berbuah keberkahan dan rahmat yang berkelimpahan dari Allah Swt. Aamiin. Wassalam, Helfia Nil Chalis www.AplusProfesionalHomeCleaning.com www.HelfiaNet.com www.HelfiaGoOnline.com Dikutip dari infomu.co
Kalian memang keterlaluan, mungkin itulah frasa yang paling pas ditujukan kepada para petinggi negeri ini. Di tangan merekalah langkah perjalanan bangsa dan negara ini semakin terpuruk disebabkan pengelolaan yang salah urus. Tampaknya segenap sendi kehidupan berbangsa dan bernegara sudah mengarah ke situasi yang salah arah dan di persimpangan jalan. Semua perangkat negara baik legislatif, eksekutif dan judikatif sudah berjaya dihipnotis secara berjamaah oleh para cukong politik yang meluluh-lantakkan tatanan demokrasi, politik, ekonomi, idiologi, pendidikan dan pertahanan keamanan sehingga tidak berdaya lagi berpihak kepada rakyat. Hampir saban hari muncul statemen kontrovesial para pemimpin yang memusingkan kepala dan demikian juga kebijakan yang merugikan rakyat. Akibatnya, rakyat semakin akrab dengan kesengsaraan, kemiskinan, ketidaknyamanan dan ketakutan. Ibarat sebuah komputer, software bangsa dan negara ini butuh didefrag atau diinstall ulang. Kalau tidak, akan terbuka pintu fragmentasi besar-besaran dalam waktu tidak terlalu lama lagi. Pengelolaan negara sudah di luar batas nalar yang sehat. Ibarat sebuah rumah, semua peralatan termasuk segala macam piring sudah hancur berantakan. Ibarat sebuah kapal posisinya sudah dalam keadaan SOS (save our souls) bahkan mau karam karena tatanan mercusuar sudah hampir tak berfungsi lagi. Masihkah kalian paksa rakyat tidak mau tahu dengan keadaan ini? Bukan tidak banyak masukan berupa kritik, nasehat dan saran dari orang yang mencintai negeri ini, namun masukan itu tetap tidak kalian indahkan. Kalian dengan mantap mengamalkan pepatah: “anjing menggonggong, kafilah berlalu”. Bersikukuh menganggap negeri ini sedang baik-baik saja, padahal rakyat sudah tahu bahwa negeri ini sedang di ujung tanduk menuju kehancuran. Rakyat kalian anggap tak lebih sekumpulan ayam yang berpenyakit ayan sehingga tak kalian dengar keluhannya. Tulisan ini sengaja dibuat dengan bahasa rakyat, sederhana dan awam karena selama ini pun kalian seolah tak nyambung dan tak sanggup mencerna bahasa yang terlalu ilmiah. Apakah karena kedunguan atau karena sengaja mengikuti nafsu serakah kalian, hanya Allah lah yang tahu. Yang jelas rakyat sudah bosan, jenuh dan hampir putus asa melihat tingkah polah kalian. Oleh karena itu jangan kalian paksa rakyat tidak waras melihat drama pertunjukan kalian ini. Politik Baru saja kalian munculkan gonggongan perpanjangan jabatan presiden sehingga rakyat terperangah melihat perangai politik kalian. Entah jenis angpao apa yang menggoda kalian sehingga sanggup menginjak-injak konstitusi. Bukankah penundaan pemilu itu tidak dinamakan sebagai makar politik? Kalian yang menyuruh rakyat taat hukum tapi justru kalian yang buat contoh jelek tentang kepatuhan hukum. Gonggongan penundaan pemilu 2024 tampaknya sudah menjadi target kalian sejak dari awal. Gema perhelatan pemilu 2024 rupanya begitu menakutkan bagi kalian. Apakah karena proteksi masih perlu bagi oligarki atau karena ada agenda jahat lainnya yang belum rampung yang bisa lebih menyengsarakan rakyat. Meskipun penundaan ini belum final, namun ketiga bos pengusung penundaan ini menjadi gol bunuh diri bagi partainya. Jebakan badman berhasil dengan mulus tanpa rintangan apa-apa. Itulah akibat pimpinan parpol yang sudah tersandera selama ini. Menurut para pakar menunda pemilu jelas sebuah pembangkangan terhadap konstitusi sekaligus sebagai kejahatan demokrasi. Oleh karena itu jangan kalian tipu lagi rakyat yang selama ini bulan-bulanan dibohongi dan dikhianati. Meminjam kata LaNyalla Mattalitti, rakyat memang masih diam, tapi punya batas kesabaran. Namun jika sudah kelewatan bisa pecah revolusi sosial. Sementara Jusuf Kalla menyebut negeri ini akan ribut jika Pemilu 2024 diundur karena tidak taat konstitusi. Hukum dan Agama Hukum pun kalian buat kayak mainan anak-anak sekaligus jadi alat kekuasaan, Kalian buat kebenaran jadi kesalahan, sementara kesalahan kalian ciptakan jadi kebenaran. Para ulama dan ustadz kalian tangkapi tanpa kesalahan yang jelas. Pejabat lurus pun gencar kalian intip kesalahannya sementara yang jelas bersalah dan korupsi kalian tutupi dan lindungi. Yang paling menyakitkan adalah para syuhada KM 50 kalian bunuh tak obahnya seperti binatang tanpa berprikemanusiaan. Kalian memang sungguh keterlaluan. Belum lagi soal adzan yang kalian analogikan dengan gonggongan anjing. Statemen nyeletik ini sungguh mengundang kemarahan umat. Azan itu bukan elegi kematian melainkan mengumandangkan kalimat takbir dan tauhid sekaligus mengundang orang untuk sholat. Wajar jika umat marah karena tidak bisa disamakan dengan gonggongan anjing apalagi dengan nyanyian kidung yang sering dinyanyikan dalam tradisi Jawa kuno dan ritual Hindu. Entah apa salah azan ini hingga kalian sanggup membandingkannya dengan gonggongan anjing yang najis itu. Islam kalian paksa harus bersalah, kalian tuduh radikal-radikul bahkan teroris tanpa rujukan yang jelas. Memanglah penganut sebuah agama itu harus radikal dalam arti ajarannya wajib diamalkan hingga ke akar-akarnya yang dalam bahasa Alquran disebut secara kaaffah (totally) (QS: 2: 208). Belum lagi agama nak kalian pinggirkan dari negeri ini. Ormas Islam sekelas MUI hendak kalian bubarkan dan Muhammadiyah kalian gembosi karena taat asas dengan Pancasila. Kalian putar-balikkan fakta seolah Islamlah yang anti Pancasila itu. Panji Islam dan kalimat tauhid seolah tidak bisa lagi dikibarkan dan dikumandankang di negeri ini. Kaum beragama kalian serang dan adu domba melalui buzzer peliharaan kalian. Keadaan hari ini benar-benar mirip dengan masa Sukarno yang mengusulkan pembubaran Masyumi dan HMI. Baru saja keluar statemen Menag ketika membuka rapat kerja Ditjen Pendidikan Islam di Jawa Barat. Menteri menyebut setidaknya ada 11 persen dosen di Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) yang belum memiliki pola pikir moderat. Beredar pula 180 orang daftar penceramah yang terindikasi intoleran dan radikal via WhatsApp (WA) sekaligus ajakan untuk tidak mendengarkan apalagi mengundang untuk ceramah. Salah seorang nama penceramah dalam daftar tersebut adalah ustadz Abdul Somad. Tentu publik perlu tahu dasar dan rujukan yang digunakan dalam penentuan dan pemetaan dosen yang moderat dan yang tidak. Demikian juga para muballigh yang disebut terindikasi intoleran dan radikal. Jangan-jangan ukurannya hanya karena melihat jenggotnya yang panjang, memakai peci lebai dan gamis, rajin sholat tahajjud dan lain-lain sebagainya. Sementara para ustadz yang dituduh intoleran dan radikal hanyalah karena mereka tetap istiqomah mengutarakan kebenaran agama yang dianutnya. Semoga berita yang terakhir ini hoaks dan tidak berakibat langsung terhadap dinamika dakwah yang dijalankan para da’i di tengah-tengah umat. Belum lagi soal yang salah cakap yang menyebut Tuhan bukan orang Arab seolah mensejajarkan Tuhan dengan makhluk ciptaanNya. Entah apa pula maksudnya harus kalian larang umat mendalami ajaran agamanya. Bukankah dengan memahami agama secara mendalam manusia berpontensi jadi orang baik. Di mana logikanya orang yang mendalami agama justru semakin jahat. Hanya kaum komunis yang tak sudi agama menjadi tuntunan hidupnya dan menolak agama bersinar di permukaan bumi ini. Ketololan mana lagi yang kalian dustakan? Kalian memang keterlaluan hingga sanggup membenci agama Islam hingga sampai ke ubun-ubun kalian. Seolah tak pernah baik penganut agama ini di mata kalian kecuali manusia penjilat. Seolah penganut agama ini tak pernah berjasa dan berkorban dalam memperjuangkan dan merebut kemerdekaan. Kalian tahu tidak pekik takbir Allohu Akbar itu merupakan modal sipirit yang tidak ternilai harganya. Mungkin tanpa takbir ini para pejuang bangsa akan ciut ketika berhadapan dengan tentara Belanda. Kalian mengusik agama dengan tuduhan radikal, intoleran, teroris dan sejumlah label stigma negatif semacam islampobia dan anti NKRI, tetapi ketika riak, simbol dan atribut komunis hadir di mana-mana, kalian justru diam. Kalian ciptakan Islam sebagai tertuduh yang harus dikerdilkan dan didangkalkan dengan jualan Islam Nusantara dan moderasi beragama. Meminjam syair lagu ILIR 7:” entah salah apa agamamu hingga kau tega menyakitinya, entah syetan apa pula yang merasuki dirimu hingga kau membencinya. Seolah kalianlah yang cinta Pancasila itu dengan pekikan “aku Pancasila, NKRI harga mati” yang dibungkus dalam jargon revolusi mental, padahal kalianlah oknum yang mengkhianati dan menodai Pancasila itu sendiri. Tak lebih hanya lip service dan ucapan klise yang bermakna anti Pancasila. Jualan jargon dan konsep revolusi mental hanyalah untuk mengelabui rakyat. Sejatinya kalianlah yang tidak cinta Pancasila dan juga tidak cinta persatuan dan kesatuan di bawah naungan NKRI. (Catatan : Arikel dengan judul yang sama sudah dimuat di Harian Waspada. Pemuatan ulang di Infomu atas izin penulis. Arikel merupakan rangkaian dari tiga tulisan bersambung, redaksi) Oleh : Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik Luar biasa, menjijikkan, memuakkan, jilatan kalian lebih hina daripada lalat yang mengelilingi kotoran. Kalian, sudah menjatuhkan marwah diri dan generasi, hanya demi sekerat tulang dunia yang tidak mengenyangkan. Disaat segenap emak berpeluh ngantri minyak goreng. Saat oligarki minyak goreng berpesta diatas derita emak-emak, kalian bungkam, kalian tak terlihat, kalian tak menampakkan batang hidung. Disaat proyek oligarki meminjam istilah IKN berpotensi merampas tanah rakyat, membebani APBN, mengancam kedaulatan, menimbulkan kerusakan lingkungan dan hanya menguntungkan oligarki, kalian tak terlihat, kalian tak menampakkan batang hidung. Disaat seluruh masyarakat berontak pada narasi tunda pemilu yang substansinya menambah usia kekuasaan, atau pemimpin zalim yang gagal ingin berkuasa kembali, kalian tak terlihat, kalian tak menampakkan batang hidung. Disaat seluruh tambang, kekayaan alam, dikuasai oligarki, asing dan aseng, merugikan seluruh rakyat negeri, kalian tak terlihat, kalian tak menampakkan batang hidung. Sekarang, ditengah kepedihan dan luka umat, ditengah upaya kaum emak berdemo melawan penguasa zalim, kalian mendatangi pintu istana dan bercengkrama dengan penguasa. Menggunakan pakaian necis layaknya politisi, dan membual tentang demokrasi dan dukungan pada tirani. Kalian, benar-benar menjijikkan. Kelakuan kalian, sama saja melempar kotoran ke muka kami, mengkhianati perjuangan kami orang tua kalian, yang membiayai hidup dan kuliah kalian. Kalian, mengkhianati suara perjuangan mahasiswa yang murni, tanpa mengemis pertemuan dengan para penguasa. Dapat apa kalian ? berapa isi amplop yang kalian bawa pulang ? memalukan ! Paling-paling semua yang kalian dapatkan akan berakhir menjadi kotoran. Tidak ada berkahnya, uang setan dimakan hantu. Kalian, telah membunuh masa depan kalian sendiri. Andaikan kalian tak bermasker, pasti akan kami tandai wajah wajah pengkhianatan kalian. Tetapi, tentu saja kami paham bahwa rezim ini sudah sangat ringkih. Sehingga, terpaksa meminta tongkat penopang dari mahasiswa pelacur idealisme, mahasiswa yang nilainya rendah bahkan tak memiliki harga. Dikira, hal itu dapat menyelamatkan diri dari kejatuhan. Rezim ini telah sampai pada keadaan, meraih jerami diantara terpaan banjir bandang. Kami yakin, pertolongan Allah SWT akan segera tiba, dan kezaliman rezim berikut para antek yang mendukungnya akan segera ditenggelamkan. Panjang umur perjuangan...... []. March 2022
PT Donggi Senoro LNG is seeking urgently for the following job positions: 1 Senior Process Control Engineer (Indonesian only) 1 Senior Reliability Engineer (Indonesian only) 1 Senior Process Engineer (open for foreigner or Indonesian) Should you have any one who are potential candidates for these position, please let me know or send their CV to helfianc@gmail.com. I will be more than happy to help. Below is further information about this vacation. Maju Pilpres, hampir pasti Anies menang. Ini dapat dikalkulasi secara rasional. Anies tak ubahnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tahun 2004 dan Jokowi tahun 2014.
Anies punya magnet cukup luar biasa. Dimana ada Anies, di situ berkumpul massa yang histeris. Mereka akan teriak: presiden... Presiden... Presiden... Anies Baswedan sudah identik dengan sebutan presiden. Ini ada di alam bawah sadar rakyat. Tak ada komando, tak ada yang provokasi. Suatu ketika saya pernah lihat Anies di bandara. Saya perhatikan dari jarak belasan meter. Hampir gak ada orang di bandara itu yang tidak minta foto sama Anies. "Ini orang sepertinya memang sedang disiapkan oleh sejarah", gumamku dalam hati. "Habis Gelap Terbitlah Terang" kata temenku, seorang tokoh dari Jepara. Dia menggambarkan Anies sebagai sebuah harapan baru. Anies seperti air dalam kehausan rakyat. Saya hanya mendiskripsikan tentang situasi sosial saat ini yang lagi gandrung dengan tokoh bernama Anies Baswedan. Obyektif, apa adanya, dan memang begitulah faktanya. Sebuah ungkapan yang bisa dipertanggungjawabkan. Jika Anies disambut meriah dan dielu-elukan di Jakarta, itu hal biasa. Karena Anies memang gubernur Jakarta. Tapi, ketika Anies datang ke Makasar, Padang, Surabaya dan Jogja, masyarakatnya menyambut dengan antusias dan dalan jumlah besar, lalu teriak presiden... Presiden... Presiden.. Tentu ini bukan sesuatu yang biasa. Ini tanda zaman bahwa Anies memang sepertinya disiapkan oleh takdir untuk memimpin negeri ini kedepan. Semalam ada yang telpon saya, dia dapat info bahwa ada sejumlah daerah yang minta Anies datang. Sepertinya mereka ingin juga merasakan kehadiran Anies setelah viral video sambutan kepada Anies di Surabaya, Makasar dan Jogja. Mereka sepertinya gak sabar menunggu Anies selesai dulu dari tugasnya sebagai gubernur 16 oktober tahun ini. Temen saya yang semalam telp juga sedang cari akses ke Anies untuk menghadirkan gubernur DKI ini ke daerahnya. Dia jamin bisa kumpulkan minimal 10.000 orang. Pandemi bro... Pandemi... Sabar. Untuk menguji kebenaran "tesis" saya di atas, anda coba testimoni dengan menghadirkan Anies di berbagai daerah. Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung, Sulsel, Sumsel, Sumbar, Aceh, Sumut, atau mana saja. Kasih tahu masyarakat Anies akan datang ke wilayah itu. Kita lihat, berapa banyak dan antusiasnya masyarakat yang menyambut Anies. Anda boleh patahkan "tesis" saya jika yang datang sedikit. Masalahnya, Anies kalau datang ke daerah untuk keperluan tugas negara, diem-diem. Gak kasih tahu masyarakat. Alasannya, ini tugas negara, bukan sedang kampanye. Anies betul-betul menjaga etika kerja. Kalau kebetulan itu acara hajatan partai, silaturahmi ke ulama atau tokoh, ini akan dimanfaatkan oleh mereka untuk mengumumkan ke masyarakat sekitar. Gak bisa diem-diem lagi. Ini terjadi seperti di Makassar (acara pernikahan), Jogja (partai), Surabaya dan Bumiayu Brebes (pesantren) itu. Setiap zaman ada tokohnya. Jika dilihat dari banyak indikator, Anies adalah tokoh zaman ini. Anies punya magnet sosial yang cukup luar biasa. Menjamurnya kelompok relawan Anies dengan berbagi nama dan identitas yang bermunculan saat ini adalah bukti nyata bahwa Anies punya magnet yang cukup besar. Dan ini tidak nampak pada tokoh lain. Ada yang gak suka, itu pasti. Tidak ada tokoh di dunia ini yang disukai semua orang. Nabi sekalipun, tidak semua orang suka. Tuhan aja ada yang menolak kehadirannya, apalagi manusia. Ini bukan analogi, jangan salah paham. Tapi ini menegaskan bahwa setiap manusia, ada yang suka, dan ada yang gak suka. Itu wajar saja. Kelebihan Anies diantaranya tidak pernah bereaksi dengan kebencian orang lain kepadanya. "Dipuji tidak terbang, dicaci tidak tumbang". Prinsip ini benar-benar menjadi karakter Anies dalam keseharian. Kelebihan lain, setiap yang salah paham dan bahkan membencinya, sekali bertemu dan diajak komunikasi, lalu berubah sikap. Mungkin sikap lapang ini yang membuat Anies bisa merangkul semua pihak, termasuk yang semula tidak menyukainya. Gak mudah tersenyum kepada orang yang menyerang kita. Apalagi mendatangi rumahnya. Dan Anies bisa melakukan itu. Anies datang ke rumah Remy Sylado, seseorang yang kita semua tahu, pernah kurang positif pandangannya terhadap Anies Baswedan. Clear! Selain integritas, kapasitas dan prestasi kerja, pola komunikasi Anies yang lembut, santun dan pemaaf, saya rasa ikut memberi kontribusi terhadap kharismanya. Anies tak hanya mampu menyentuh otak, tapi juga hati masyarakat dengan emosinya yang stabil. Jika dirasionalkan, mungkin ini rahasia dari kharisma Anies yang sedang digandrungi rakyat. Jika situasi ini bertahan, saya pikir Anies akan menjadi rebutan tidak saja kelompok masyarakat, tapi juga partai politik dan para pemodal. Jakarta, 3 Pebruari 2022 Kebiasaan baik cepat atau lambat akan menghasilkan kebaikan-kebaikan secara langsung atau tidak kepada diri anda. Begitupun sebaliknya. Kebiasaan buruk juga cepat atau lambat akan menghasilkan keburukan-keburukan seperti kecelakaan, musibah, sakit. Oleh karena itu sangatlah penting untuk memastikan diri anda bahwa apa yang anda lakukan adalah kebaikan. Kemudian biasakanlah melakukan kebaikan-kebaikan itu. Jika ada kebiasaan buruk yang masih anda kerjakan, maka segeralah meninggalkannya. Lakukan semua daya upaya untuk meninggalkannya sebelum dia akan memberikan dampak buruk terhadap diri anda.
Kebiasaan ketujuh dari orang yang paling effektif menurut Tn. Covey adalah Mempertajam Gergaji. Ini merupakan kebiasaan untuk selalu mencari perbaikan dan pembaruan berkelanjutan secara profesional dan pribadi. Mengasah Gergaji berarti melestarikan dan meningkatkan aset terbesar yang Anda miliki yaitu diri Anda. Ini berarti memiliki program yang seimbang untuk pembaruan diri dalam empat bidang kehidupan Anda: fisik, sosial/emosional, mental, dan spiritual. Berikut adalah beberapa contoh kebiasaan tersebut:
Keseimbangan dalam ke empat bidang kehidupan Anda sangat penting untuk diperhatikan. Kesedihan, kegundahan, kehilangan motivasi sangat erat kaitannya dengan keseimbangan ke empat bidang kehidupan Anda ini. Masing-masing bidang perlu selalu diperbaiki dan diperbarui secara berkesinambungan. Kebiasaan baik cepat atau lambat akan menghasilkan kebaikan-kebaikan secara langsung atau tidak kepada diri anda. Begitupun sebaliknya. Kebiasaan buruk juga cepat atau lambat akan menghasilkan keburukan-keburukan seperti kecelakaan, musibah, sakit. Oleh karena itu sangatlah penting untuk memastikan diri anda bahwa apa yang anda lakukan adalah kebaikan. Kemudian biasakanlah melakukan kebaikan-kebaikan itu. Jika ada kebiasaan buruk yang masih anda kerjakan, maka segeralah meninggalkannya. Lakukan semua daya upaya untuk meninggalkannya sebelum dia akan memberikan dampak buruk terhadap diri anda.
Kali ini saya akan membahas kebiasaan baik orang yang paling efektif yaitu bersinergi. Bersinergi adalah juga antara lain berinovasi dan menyelesaikan masalah dengan mereka yang memiliki sudut pandang berbeda. Sederhananya, sinergi berarti “dua kepala lebih baik dari satu.” Bersinergi adalah kebiasaan kerja sama yang kreatif. Ini adalah kerja tim, keterbukaan pikiran, dan petualangan menemukan solusi baru untuk masalah lama. Tapi itu tidak terjadi begitu saja. Ini adalah proses, dan melalui proses itu, orang membawa semua pengalaman dan keahlian pribadi mereka ke meja. Bersama-sama, mereka dapat menghasilkan hasil yang jauh lebih baik daripada yang dapat mereka lakukan secara individu. Sinergi memungkinkan kita menemukan bersama hal-hal yang kecil kemungkinannya kita temukan sendiri. Ini adalah gagasan bahwa keseluruhan lebih besar daripada jumlah bagian-bagiannya. Satu tambah satu sama dengan tiga, atau enam, atau enam puluh—atau berapapun itu. Kemampuan bersinergi tentu memerlukan empati yang baik, menjadi pendengar yang baik, berpikiran terbuka, melakukan perbaikan secara berkesinambungan. Melalui keinginan bekerjasama yang kuat dapat dihasilkan ide-ide baru yang inovative dengan hasil yang jauh lebih baik dari pada jika dilakukan sendiri-sendiri. Helfia Nil Chalis Advisor to Aplus Profecional Home Cleaning 0812 8022 1712. |
OUR BLOG
Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini untuk mencari artikel. Categories
All
AuthorHelfia Nil Chalis:
Archives
April 2024
|