STOP CultureApa maksudnya "STOP Culture"? Kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia kira-kira artinya adalah budaya menghentikan pekerjaan yang berbahaya. Bagaimana menerapkan budaya ini dalam praktek sehari-harinya? Perlu diingat bahwa setiap orang tentu saja mempunyai pemahaman tentang pekerjaan yang berbahaya dan yang aman. Semua tergantung pada pengetahuan, pengalaman dan persepsi seseorang. Dengan demikian bisa saja terjadi dalam pelaksanaannya seseorang menghentikan suatu pekerjaan karena menurut pengetahuan, pengalaman dan persepsinya pekerjaan tersebut tidak aman. Apabila yang bersangkutan sesudah menghentikan pekerjaan yang dimaksud kemudian menerima akibat buruk setelah itu, katakanlah karena salah persepsi atau karena alasan lain, maka sudah barang tentu budaya "STOP Culture" tidak mungkin bisa ditegakkan.
Mengapa "STOP Culture" perlu dibudayakan dalam sebuah lingkungan kerja yang mengutamakan keselamatan? Kita tahu bahwa dalam mencegah kecelakaan ada banyak 'barrier' yang perlu kita sediakan sehingga bahaya tidak muncul dan menyebabkan ada orang yang terluka atau barang yang rusak atau lingkungan yang tercemar. Pada akhirnya salah satu 'barrier' penting yang bisa mencegah terjadinya kecelakaan adalah keberanian setiap orang untuk menghentikan pekerjaan sebelum kecelakaan itu terjadi. Inilah yang menjadi pendorong utama perusahaan untuk menciptakan suatu budaya yang disebut "STOP Culture" ini. Sebagai contoh dalam Turn Around kali ini di LNG Site Tangguh, jadwal dari waktu ke waktu sangat ketat dan tidak boleh sampai terlambat karena bisa berakibat terlambatnya start-up. Kemarin malam salah seorang 'safety advisor' dengan berani menghentikan pekerjaan 'lifting' karena menemukan pekerjaan 'lifting' yang sedang berlangsung tidak sesuai dengan 'lifting plan'. Pekerjaanpun dihentikan meskipun berakibat keterlambatan jadwal kerja. Pihak atasan hanya sedikit berargumen tetapi akhirnya bisa menerima dan memperbaiki 'lifting plan' sebelum melanjutkan pekerjaan 'lifting' tersebut. Bisa dibayangkan apabila pekerjaan tetap berlangsung padahal tidak sesuai dengan 'lifting plan' maka kecelakaan sangat mungkin terjadi karena sesuatu yang dilakukan tanpa rencana yang baik dan matang berpotensi menimbulkan kecelakaan. Pengendalian pekerjaan pada prinsipnya bertumpu pada perencanaan yang baik sebelum pekerjaan dimulai sehingga segala resiko pekerjaan dapat diantisipasi sebelumnya dan dipersiapkan cara - cara mengatasinya guna meminimalkan resiko. Bintuni, 3 Oktober 2012 Helfia Nil Chalis helfia@yahoo.com www.helfia.net
0 Comments
Leave a Reply. |
OUR BLOG
Gunakan Search Box di pojok kanan atas halaman ini untuk mencari artikel. Categories
All
AuthorHelfia Nil Chalis:
Archives
November 2022
|